Tok! Eropa Resmi Jatuhkan 'Bom' Terbesar ke Rusia, Putin Dibuat Miskin

5 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Uni Eropa akhirnya menyetujui paket sanksi ekonomi baru yang disebut sebagai salah satu yang terkuat sejauh ini, menyusul invasi Rusia ke Ukraina yang telah berlangsung sejak 2022. Dalam paket ke-18 ini, kawasan tersebut menurunkan batas harga minyak Rusia, memperluas daftar kapal pengangkut yang diblokir, dan menyasar mitra internasional Rusia termasuk kilang di India dan bank-bank China.

Langkah ini secara resmi disahkan pada Jumat (18/7/2025), setelah Slovakia mencabut penolakannya yang telah berlangsung selama berminggu-minggu, usai mencapai kesepakatan dengan Brussels terkait rencana penghentian impor gas Rusia secara bertahap.

"UE baru saja menyetujui salah satu paket sanksi terkuat terhadap Rusia hingga saat ini," kata Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Kaja Kallas, dilansir AFP.

"Setiap sanksi melemahkan kemampuan Rusia untuk berperang. Pesannya jelas: Eropa tidak akan mundur dalam mendukung Ukraina. Uni Eropa akan terus meningkatkan tekanan sampai Rusia mengakhiri perangnya."

Adapun Slovakia, yang dipimpin oleh Perdana Menteri pro-Rusia Robert Fico, sempat memblokir kesepakatan ini. Namun, Fico akhirnya mencabut keberatannya setelah memperoleh apa yang disebutnya sebagai "jaminan" dari Brussels terkait harga gas, menyusul rencana UE untuk menghentikan seluruh impor gas dari Rusia paling lambat akhir tahun 2027.

Salah satu elemen utama dalam sanksi ini adalah penurunan batas harga minyak Rusia yang diekspor ke negara-negara ketiga. Diplomat UE mengatakan bahwa batas harga baru ditetapkan 15% di bawah harga pasar global, dimulai dari US$47,6 per barel dan akan disesuaikan jika harga minyak berubah di masa depan.

Kebijakan ini merupakan bagian dari inisiatif Kelompok Tujuh (G7) yang sejak 2022 menetapkan batas harga sebesar US$60 per barel untuk menekan pendapatan Rusia dari penjualan minyak, khususnya ke negara seperti China dan India.

Mekanisme ini melarang perusahaan pelayaran dan asuransi dari negara-negara G7 untuk terlibat dalam ekspor minyak Rusia di atas ambang harga tersebut.

Namun, upaya untuk menarik Amerika Serikat ke dalam skema penurunan batas harga baru ini belum berhasil. Presiden AS Donald Trump, yang menolak mengikuti langkah tersebut, belum menunjukkan sinyal dukungan.

Paket sanksi ini juga mencakup langkah-langkah lain yang bertujuan untuk mempersempit ruang gerak Rusia dalam perdagangan energi dan militernya.

Lebih dari 100 kapal tanker yang tergolong dalam "armada bayangan" Rusia - armada kapal tua yang digunakan untuk menghindari sanksi ekspor minyak - dimasukkan ke dalam daftar hitam UE.

Sanksi baru juga mencegah kemungkinan pengaktifan kembali pipa gas Nord Stream 1 dan 2 di Laut Baltik, yang selama ini tidak beroperasi.

Target tambahan lainnya mencakup kilang minyak milik Rusia di India serta dua bank di China, dalam upaya untuk membatasi hubungan perdagangan Rusia dengan mitra non-Barat.

Selain itu, UE memperluas larangan transaksi keuangan dengan lebih banyak bank Rusia dan memperketat pembatasan ekspor barang "dual-use" - yaitu barang sipil yang berpotensi digunakan dalam pertempuran di Ukraina.

Meskipun AS belum mendukung secara penuh batas harga minyak yang baru, sekutu G7 lainnya seperti Inggris dan Kanada diperkirakan akan memberikan dukungan terhadap paket sanksi ini. Langkah-langkah tambahan akan secara resmi diadopsi oleh para menteri UE dalam pertemuan akhir pekan ini.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Geng 27 Negara Siapkan 'Bom' Baru untuk Rusia, 1 Menolak

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |