Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintahan Donald Trump merilis blueprint baru terkait pengembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) pada pekan ini. Tujuannya untuk melonggarkan kebijakan ekspor AI ke negara-negara sekutu.
Dikutip dari Reuters, Kamis (24/7/2025), strategi baru ini dibuat untuk memastikan dominasi AS di sektor AI, di tengah kencangnya persaingan dengan China.
Arah baru kebijakan Trump di sektor AI berubah drastis dari yang sebelumnya. Diketahui, AS selama ini cukup ketat menutup akses AI ke luar wilayahnya.
Bahkan, AS juga menggencarkan pembatasan ekspor teknologi ke China karena kekhawatiran AI akan dipakai untuk memperkuat militer negara komunis tersebut.
Namun, China tak gampang menyerah. Negara kekuasaan Xi Jinping justru makin gencar mengembangkan teknologi AI dengan sistem terbuka (open-source) yang membebaskan akses ke berbagai negara.
AS sepertinya mulai sadar bahwa akses tertutup tak efektif. Baru-baru ini, AS bahkan mencabut pembatasan ekspor chip AI ke China. Hal ini menandai era baru pemerintahan Trump yang lebih terbuka untuk menyebarkan teknologinya ke luar AS.
"AS adalah negara yang memulai era AI. Sebagai Presiden AS, saya mendeklarasikan bahwa AS akan memenangkan [perlombaan AI]," kata Trump, dikutip dari Reuters.
Rencana blueprint AI terbaru AS meliputi 90 recomendasi. Antara lain mencakup dukungan untuk ekspor hardware dan software AI buatan AS ke luar negeri, serta tindakan keras terhadap undang-undang negara bagian yang dianggap terlalu membatasi pengembangan AI.
Blueprint ini merupakan perubahan nyata dari pendekatan tertutup yang diusung pemerintahan sebelumnya di bawah kepemimpinan Joe Biden. Sebagai infromasi, Biden terkenal melakukan pembatasan akses global ke chip AI milik AS.
"Kita juga harus memiliki satu standar federal, bukan 50 negara bagian berbeda yang mengatur industri ini di masa mendatang," kata Trump.
Michael Kratsios, kepala Kantor Kebijakan Sains dan Teknologi, mengatakan kepada wartawan pada Rabu (23/7) waktu setempat, bahwa Kementerian Perdagangan dan Luar Negeri AS akan bermitra dengan industri teknologi untuk memberikan paket ekspor AI lengkap yang aman kepada sekutu AS di seluruh dunia.
Ekspansi ekspor produk AI secara menyeluruh yang dicanangkan Trump akan membawa keuntungan besar bagi raksasa chip AI seperti Nvidia dan AMD, serta produsen model AI seperti Alphabet (Google), Microsoft, dan Meta (Facebook, Instagram, WhatsApp).
Trump menandatangani tiga perintah eksekutif pada Rabu (23/7) kemarin, untuk menyatukan elemen-elemen penting dalam ekspansi ekspor teknologi AI buatan AS. Di dalamnya mencakup regulasi yang lebih longgar, kerangka hukum yang lebih jelas untuk ekspor chip, serta pembatasan bias politik dalam pengembangan teknologi AI.
"Jika kita terus-terusan mengatur diri kita secara ketat dan membiarkan China mengejar kita, itu bukan salah China. Itu merupakan kesalahan pemimpin kita karena memiliki kebijakan bodoh yang membiarkan negara lain mengejar Amerika," kata Wakil Presiden AS JD Vance.
Perlu dicatat, blueprint AI terbaru AS tak memperinci soal keamanan nasional atas ekspor chip H20 milik Nvidia. Seperti diketahui, Trump memblokir ekspor chip H20 ke China pada April lalu, lantas membukanya kembali baru-baru ini.
Pencabutan blokir tersebut merupakan bagian dari negosiasi dengan China, agar negara kekuasaan Xi Jinping membuka akses AS terhadap logam tanah jarang.
Trump Genjot Data Center
Rencana tersebut juga menyerukan percepatan pembangunan pusat data (data center) dengan melonggarkan peraturan lingkungan dan memanfaatkan lahan federal untuk mempercepat pengembangan proyek, termasuk pasokan listrik.
Pemerintah akan berupaya menetapkan pengecualian baru untuk data center berdasarkan Undang-Undang Kebijakan Lingkungan Nasional dan menyederhanakan perizinan berdasarkan Undang-Undang Air Bersih.
Trump mengarahkan pemerintahannya pada Januari lalu untuk mengembangkan rencana tersebut. Trump diperkirakan akan mengambil tindakan tambahan dalam beberapa minggu mendatang yang akan membantu Big Tech mengamankan pasokan listrik dalam jumlah besar yang dibutuhkan untuk data center yang boros energi.
Permintaan listrik AS mencapai rekor tertinggi tahun ini setelah hampir dua dekade mengalami stagnansi. Pasalnya, jumlah dan ukuran data center AI dan komputasi cloud membengkak di seluruh negeri.
Rencana ekspansi ekspor ini mengambil contoh dari kesepakatan yang diumumkan pada Mei 2025, yang memberi Uni Emirat Arab akses yang lebih luas ke chip AI canggih dari ASsetelah sebelumnya menghadapi pembatasan atas kekhawatiran Washington bahwa China dapat mengakses teknologi tersebut.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bos GOTO Sebut Pengembangan AI Jadi Keuntungan Strategis & Efisiensi