Jakarta, CNN Indonesia --
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menandatangani perintah eksekutif pada 3 Juli yang akan menaikkan biaya masuk taman nasional AS bagi pengunjung dari negara lain alias turis asing.
Kebijakan ini diberlakukan di tengah rencana pemerintahannya untuk memangkas anggaran taman nasional lebih dari sepertiga.
Gedung Putih menyatakan, tambahan pendapatan dari kenaikan tarif bagi turis asing ini diharapkan dapat menghasilkan ratusan juta dolar AS untuk proyek konservasi dan pemeliharaan guna meningkatkan fasilitas taman nasional.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perintah eksekutif tersebut menginstruksikan Departemen Dalam Negeri, yang merupakan induk dari Park Service, untuk menaikkan biaya masuk yang dibayarkan oleh pengunjung asing.
Namun, beleid ini tidak merinci seberapa besar kenaikannya atau kapan tarif baru akan mulai berlaku. Belum jelas juga berapa banyak dari 433 unit taman yang dikelola Park Service yang akan terdampak.
Saat ini, hanya sekitar 100 lokasi yang dikelola Park Service yang memungut biaya masuk, dan tarifnya bervariasi.
Selain itu, perintah ini juga mengarahkan Park Service untuk memastikan warga AS mendapatkan prioritas akses dibandingkan pengunjung asing dalam sistem perizinan atau reservasi apa pun.
Menurut pernyataan Gedung Putih, saat ini warga AS secara efektif membayar lebih banyak daripada turis asing untuk mengunjungi keajaiban alam dan situs bersejarah di negara itu. Ini karena biaya masuk mereka serta sebagian dari pajak yang mereka bayarkan digunakan untuk mendukung operasional taman nasional.
"Mengenakan biaya masuk yang lebih tinggi kepada turis asing adalah kebijakan umum di taman nasional di seluruh dunia," bunyi pernyataan tersebut, seperti dilansir VN Express.
Perintah eksekutif ini muncul di saat pemerintahan Trump mengusulkan pemotongan anggaran Park Service lebih dari US$1 miliar pada tahun fiskal 2026, yang berarti pengurangan lebih dari sepertiga anggaran agensi tersebut dari tahun sebelumnya.
Pemotongan jumlah pegawai federal oleh pemerintahan Trump telah memperparah kekurangan staf di taman nasional di seluruh negeri. Data analisis dari National Parks Conservation Association (NPCA), sebuah kelompok advokasi pengawas, per 2 Juli 2025 menunjukkan bahwa staf permanen di Park Service telah turun 24% sejak Trump menjabat pada Januari lalu.
Selain itu, hanya 4.500 dari 8.000 pekerja musiman yang dijanjikan pemerintahannya untuk musim panas ini yang telah direkrut.
NPCA menyatakan, pengurangan jumlah personel di beberapa taman nasional, termasuk Yosemite di California dan Big Bend di Texas, telah menyebabkan penutupan sebagian area, pengurangan program, dan menghambat operasi tanggap darurat.
Meskipun demikian, jumlah pengunjung taman nasional di AS terus melonjak dalam beberapa tahun terakhir. Angka kunjungan mencapai rekor tertinggi 331 juta pada tahun 2024, meningkat enam juta dari tahun 2023.
(wiw)