Update Perang Gaza, Hamas Buka Suara Gencatan Senjata Baru ke Israel

1 day ago 4

Jakarta, CNBC Indonesia - Update baru muncul dari gencatan senjata Gaza antara Hamas dengan Israel. Hamas mengatakan mereka telah menanggapi proposal Israel untuk gencatan senjata 60 hari di Gaza.

Pernyataan ini muncul seiring meningkatnya tekanan untuk mencapai terobosan baru guna mengakhiri konflik. Perang hampir terjadi dua tahun dan telah memicu krisis kemanusiaan bagi warga sipil.

Mediasi telah dilakukan para negosiator Israel dan Hamas di ibu kota Qatar, Doha, selama lebih dari dua minggu terakhir. Tetapi perundingan tidak langsung sejauh ini gagal menghasilkan gencatan senjata yang sulit dicapai.

Mengutip AFP, Kamis (24/7/2025), Hamas mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka "baru saja menyerahkan tanggapan mereka dan tanggapan dari faksi-faksi Palestina terhadap proposal gencatan senjata kepada para mediator". Sebuah pernyataan dari kantor Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengonfirmasi bahwa mereka telah menerima tanggapan tersebut.

"Tanggapan Hamas mencakup usulan amandemen terhadap klausul tentang masuknya bantuan, peta wilayah yang harus ditarik dari tentara Israel, dan jaminan untuk memastikan berakhirnya perang secara permanen," menurut seorang sumber Palestina yang mengetahui perundingan yang sedang berlangsung.

Selama 21 bulan pertempuran, kedua belah pihak tetap berpegang teguh pada posisi masing-masing. Sehingga dua gencatan senjata berumur pendek, tidak dapat diubah menjadi gencatan senjata yang langgeng.

Perlu diketahui, perundingan tidak langsung di Doha dimulai pada 6 Juli untuk mencoba mencapai kesepakatan gencatan senjata yang juga akan mencakup pembebasan sandera Israel. Dari 251 sandera yang disandera selama serangan Hamas terhadap Israel pada Oktober 2023 yang memicu perang, 49 masih ditahan di Gaza, termasuk 27 orang yang menurut militer Israel telah tewas.

Namun perundingan terus berlanjut tanpa mencapai terobosan, dengan masing-masing pihak saling menyalahkan karena menolak mengalah pada tuntutan utama mereka. Bagi Israel, pembongkaran kemampuan militer dan pemerintahan Hamas tidak dapat dinegosiasikan, sementara Hamas menuntut jaminan tegas atas gencatan senjata yang langgeng, penarikan penuh pasukan Israel, dan aliran bantuan yang bebas ke Gaza.

Dengan meningkatnya tekanan untuk mencapai terobosan, Washington mengatakan utusan utama Steve Witkoff akan melakukan perjalanan ke Eropa minggu ini. Hal itu untuk membahas gencatan senjata dan koridor bantuan.

Sementara Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan tentang kelaparan yang meluas di Gaza. Ia mengatakan bahwa pengiriman makanan ke wilayah tersebut "jauh di bawah apa yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidup penduduk".

"Sebagian besar penduduk Gaza kelaparan. Saya tidak tahu apa yang akan Anda sebut selain kelaparan massal -- dan itu buatan manusia," kata Tedros Adhanom Ghebreyesus kepada para wartawan.

Prancis juga memperingatkan tentang meningkatnya "risiko kelaparan" yang disebabkan oleh "blokade yang diberlakukan oleh Israel". Israel telah menolak tuduhan bahwa mereka bertanggung jawab atas krisis kelaparan yang semakin parah di Gaza, dan malah menuduh Hamas mencegah distribusi pasokan dan menjarah bantuan untuk diri mereka sendiri atau menjualnya dengan harga yang melambung.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article 7 Fakta Baru Perang Gaza: Israel-Hamas Panas, Gencatan Senjata Bye

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |