Viral MPLS SMPN di Blitar Diwarnai Perundungan dan Pengeroyokan

4 hours ago 2

Surabaya, CNN Indonesia --

Seorang siswa di SMPN Doko, Desa Sumberurip, Kecamatan Doko, Kabupaten Blitar menjadi korban perundungan dan pengeroyokan oleh belasan kakak kelasnya saat mengikuti Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Aksi itu terekam dan viral di media sosial.

Peristiwa memilukan tersebut terjadi pada Jumat (18/7) sekitar pukul 08.00 WIB di area belakang kamar mandi sekolah. Korban merupakan siswa kelas 7 berinisial WV (12). Dia mengaku mendapatkan kekerasan fisik dari sekelompok siswa dari kelas 7, 8 hingga 9.

Kasat Reskrim Polres Blitar AKP Momon Suwito Pratomo mengatakan, insiden bermula saat kegiatan MPLS berlangsung. Korban dipanggil oleh kakak kelas dan diajak menuju ke belakang kamar mandi sekolah. Di lokasi tersebut, korban mendapati sekitar 20 siswa lain telah berkumpul dan mulai melontarkan olok-olokan secara verbal.

"Tak berselang lama, seorang siswa kelas 8 berinisial NTN memulai aksi kekerasan dengan memukul pipi kiri korban dan menendang bagian perutnya. Aksi tersebut memicu siswa lain ikut melakukan pengeroyokan secara bersama-sama," ucapnya.

Usai kejadian, kata dia, korban sempat kembali ke kelas namun tetap dalam kondisi trauma. Tak lama kemudian, korban kembali diancam oleh pelaku utama agar tidak melaporkan kejadian tersebut kepada guru maupun orang tuanya.

"Akibat ketakutan, korban sempat merahasiakan kejadian itu hingga akhirnya menceritakan semuanya ke orang tuanya sepulang sekolah," kata dia.

Mengetahui kondisi anaknya mengalami luka fisik dan trauma psikis sepulang sekolah, orang tua korban pun melaporkan hal itu ke kepolisian. Polsek Doko bersama Unit Reskrim Polres Blitar pun kemudian langsung melakukan olah tempat kejadian perkara, meminta keterangan korban dan dua guru SMPN Doko.

"Melakukan pemeriksaan medis (VER) terhadap korban dengan hasil luka di siku kanan, nyeri di kepala belakang, dan nyeri di dada," ucapnya.

Sebagai respons awal, kata dia, pihak sekolah SMPN Doko ternyata telah berupaya melakukan mediasi antara kedua belah pihak yang dilaksanakan Sabtu, 19 Juli 2025, dengan melibatkan wali siswa, perangkat desa, Bhabinkamtibmas, Babinsa. Namun, mediasi belum membuahkan kesepakatan damai.

Ia mengatakan, motif awal aksi perundungan ini diduga karena adanya tindakan saling mem-bully di antara sesama siswa, yang kemudian berujung pada aksi balas dendam secara pengeroyokan.

"Kami akan terus mendalami kasus ini dan telah mengidentifikasi sedikitnya 14 nama siswa yang diduga terlibat dalam aksi kekerasan tersebut. Seluruh terduga pelaku merupakan siswa aktif SMPN Doko dari kelas 7 hingga kelas 9," katanya.

Pihak kepolisian juga akan melibatkan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA), Dinas Pendidikan, serta Dinas Sosial Kabupaten Blitar dalam penanganan kasus ini, mengingat pelaku dan korban masih berstatus anak di bawah umur.

"Gelar perkara juga direncanakan dalam waktu dekat untuk menentukan langkah hukum selanjutnya," ujarnya.

(frd/isn)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |