Wamentan Jamin Ekspor Beras ke Malaysia Tak Ganggu Stok Pemerintah

17 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah memastikan rencana ekspor beras ke Malaysia tidak akan mengganggu ketersediaan cadangan beras pemerintah (CBP) yang dikelola oleh Perum Bulog. Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menegaskan, meskipun pengiriman dilakukan dari stok yang ada di Bulog, volume yang diekspor terbilang kecil dibandingkan kebutuhan nasional.

"Aman, aman. Kan dimintanya cuma 2.000 ton saja. Jadi kecil lah," ujar Sudaryono saat ditemui di kantor Kemenko Pangan, Jakarta, Jumat (13/6/2025).

Ia menjelaskan, dibandingkan dengan penyaluran beras oleh Bulog untuk kebutuhan domestik yang bisa mencapai belasan ribu ton per hari, volume ekspor untuk Negeri Jiran itu nyaris tak berdampak.

"Kita setiap hari saja, Bulog itu ngambil sekitar 12 ribu, 15 ribu, sampai 20 ribu-an ton, satu hari untuk beras. Jadi kalau kita buang sebulan 2.000 ton, itu kecil lah," jelasnya.

Sudaryono menuturkan, Indonesia sudah menyampaikan kesiapan ekspor beras ke Malaysia dalam berbagai pertemuan resmi. Namun sejauh ini, realisasinya masih menunggu keputusan dari pihak Malaysia.

"Kita nunggu dari mereka sih, kita kan sifatnya stand by ya. Kita sudah siap, waktu kita ketemu dengan Pak Mentan (Menteri Pertanian) Malaysia, juga sudah kami sampaikan. Pelaku usahanya, yang mau melakukan impor, juga sudah ketemu saya," ungkap dia.

Ia menambahkan, semua keputusan kini berada di pihak Malaysia. "Kita sampaikan bahwa bolanya di mereka. Isunya mereka lah, intinya mereka mau mengambil dari mana. Intinya kami siap, Kementerian Pertanian sudah diperintah Presiden, mana kala Malaysia siap, kita siap," kata Sudaryono.

Adapun skema ekspor dilakukan secara bisnis ke bisnis (B2B), bukan bantuan antar pemerintah. "Iya, skemanya B2B," ucapnya.

Ia juga menegaskan, pengiriman tetap menggunakan stok beras dari Bulog. "B2B dari Bulog gitu. Jadi dari cadangan kita," ujarnya.

Permintaan dari Malaysia sendiri, disebutnya tidak terlalu besar. "Permintaannya tidak terlalu gede sih. Cuma dua ribu ton per bulan," kata Sudaryono.

Dia pun mengungkapkan sampai kapan ekspor akan dijalankan. "Selama mereka mau mengambil saja, kita sih tidak ada masalah," imbuhnya.

Sementara itu, terkait potensi ekspor ke Jepang yang juga sedang mengalami krisis beras, Sudaryono menyebut belum ada pembicaraan lanjutan. "Belum ada, cuman kita kan kalau diminta, kita siapkan," tutup dia.


(dce)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Bos Bulog Blak-blakan Ungkap Penyerapan Beras Makin Turun, Ada Apa?

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |