REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG BARAT -- Warga Kampung Neundeut, RW 09, Desa Sukamanah, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat (Jabar) dihantui bencana pergerakan tanah. Apalagi saat Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi akhir tahun ini ada peningkatan intensitas hujan.
Tanda-tanda pergerakan tanah, sudah terlihat dengan jelas di kampung tersebut. Beberapa hari lalu, bahkan sudah terjadi pergerakan tanah skala kecil meskipun tak berdampak pada kerusakan rumah warga. Mereka akhirnya memilih mengungsi ke rumah sanak saudara demi keselamatan diri masing-masing.
"Ya ancaman pergerakan tanah ada, akhirnya warga ini resah dan memilih mengungsi. Meskipun secara kejadian yang menimbulkan kerusakan sebetulnya belum ada," ujar personel Tim Reaksi Cepat BPBD Bandung Barat, Suheri saat dikonfirmasi, akhir pekan ini.
Suheri mengatakan, pihaknya sudah melakukan assessment dan terus memantau potensi bencana di kampung tersebut. Ada 51 rumah yang tersebar di dua RT yang terancam pergerakan tanah. Mereka resah potensi cuaca ekstrem ini memperparah retakan.
"51 rumah itu di dua RT, terancam. Cuma kalau melihat potensinya, kemungkinan terjadi kalau misalnya hujan besar terus terjadi selama beberapa hari. Sampai saat ini kami masih siaga di lokasi, masih terus memberikan laporan ke pimpinan," kata Suheri.
Ancaman pergerakan tanah juga, kata dia, membuat warga sampai menyelamatkan barang-barang berharga mereka. Selama beberapa hari ini, tak cuma pakaian saja yang dibawa namun sebagian warga sudah mengungsikan perabotan lainnya.
"Selama beberapa hari di sini, itu warga sampai membawa pakaian, ada yang sudah mengeluarkan kursi, televisi, sampai kulkas juga diselamatkan," kata Suheri.
Di tengah kekalutan itu, ia berusaha menenangkan warga agar tak terlalu panik. Warga yang mengungsi diminta tetap waspada namun tak mesti sampai mengosongkan rumah.
"90 persen rumah di sini kosong barang-barangnya, memang enggak sepenuhnya kosong. Cuma kami juga meminta perangkat desa untuk ikut menenangkan warganya. Waspada, tapi jangan menimbulkan keresahan seperti ini," kata Suheri.
Sementara menurut Kepala Pelaksana BPBD Bandung Barat Asep Sehabudin, sudah meminta Badan Geologi untuk melakukan kajian potensi bencana pergerakan tanah di kampung tersebut. "Kita sudah minta Badan Geologi melakukan kajian, karena informasinya dan hasil assessment anggota itu retakan yang muncul sepanjang 1 meter dengan lebar sekitar 10 sentimeter," kata Asep.

3 hours ago
2










































