Penceramah asal India, Zakir Naik.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pendakwah internasional asal India, Dr Zakir Naik kembali menyampaikan ceramahnya di hadapan ribuan jamaah di Jakarta, Sabtu (19/7/2025).
Dalam ceramahnya, Zakir Naik menegaskan, banyak penemuan ilmiah yang baru diketahui dalam beberapa abad terakhir telah lebih dulu disebutkan dalam Alquran sejak 14 abad silam.
Zakir membuka ceramah dengan membahas ayat ke-61 dari Surat Al-Furqan yang menyebutkan tentang gugusan bintang, matahari, dan bulan.
Ia menjelaskan, Alquran secara eksplisit membedakan cahaya matahari sebagai dhiya atau siraj, yang berarti cahaya asli atau menyala-nyala. Sementara, cahaya bulan disebut nur, yang berarti cahaya pantulan.
"Ini adalah fakta ilmiah yang baru diketahui dalam beberapa ratus tahun terakhir. Namun Alquran sudah menyatakannya sejak 1400 tahun lalu," ujar Zakir.
Lebih lanjut, dia pun mengkritisi pelajaran sains di sekolah yang dahulu menyebut bahwa matahari tidak berputar.
"Saya lulus sekolah pada 1982. Dulu saya diajarkan matahari itu diam. Tapi sains modern sekarang membuktikan matahari juga berputar pada porosnya sendiri," ucap dia.
Zakir kemudian mengutip Surat Al-Anbiya ayat 33 yang menyebut bahwa matahari dan bulan masing-masing beredar pada orbitnya. Kata yang digunakan adalah yasbahuna yang menandakan gerakan berputar, termasuk rotasi.
BACA JUGA: Media Ungkap Ali Khamenei akan Lakukan Serangan Balasan Mendadak ke Israel
Ia juga menyampaikan sejumlah penemuan astronomi modern yang ternyata telah lebih dahulu diungkap dalam Alquran.
Di antaranya, konsep alam semesta yang mengembang (QS Adz-Dzariyat: 47), langit sebagai pelindung bumi (QS Al-Anbiya: 32), serta asal mula alam semesta yang disebut sebagai "dukhan" atau asap (QS Fussilat: 11).