100 Ekonom Berkumpul, Kasih Masukan untuk Pemerintahan Prabowo

12 hours ago 2

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketidakpastian global, konflik geopolitik, perang dagang, hingga fluktuasi harga komoditas menjadi tantangan bagi perekonomian Indonesia. Direktur Eksekutif INDEF Esther Sri Astuti mengatakan upaya antisipatif dan perubahan menjadi sebuah keharusan dalam melewati tantangan tersebut. 

"Di tengah perubahan dan ketidakpastian global, saya yakin kita juga bisa mendapatkan peluang. Peluang itu transformasi digital, kemudian berkembangnya rantai pasok regional dan beberapa area yang kita bisa manfaatkan," ujar Esther dalam acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia bertajuk "Resiliensi Ekonomi Domestik sebagai Fondasi Menghadapi Gejolak Dunia" di Menara Bank Mega, Jakarta, Selasa (28/10/2025).

Tidak ada kode iklan yang tersedia.

Esther menilai langkah-langkah tersebut merupakan bagian penting dari resiliensi ekonomi domestik. Esther menyebut resiliensi bukan hanya cara bertahan, tapi juga upaya mampu beradaptasi di tengah ketidakpastian global agar tetap tumbuh walaupun dalam krisis maupun resesi.

"Ada tiga pilar, pertama, penguatan ekonomi domestik. Pasar domestik yang kokoh menjadi fondasi utama bagi penguatan fundamental ekonomi," sambung Esther. 

Poin kedua, kemandirian ekonomi nasional yang sudah ditekankan Presiden Prabowo agar Indonesia tak lagi tergantung pada pasar impor dan mendapatkan kemandirian pangan, energi dan seterusnya. Ketiga, lanjut Esther, inovasi dan sumber daya manusia (SDM) menjadi faktor yang menjadi penggerak dari pertumbuhan ekonomi.

"Sehingga dalam menghadapi era digital, kualitas SDM yang produktif dan inovatif adalah suatu keharusan. Kolaborasi itu kunci sukses," lanjut Esther. 

Namun demikian, untuk membangun resiliensi ekonomi tidak bisa dilakukan sendiri. Esther menyebut pentingnya sinergi antara pemerintah, para pelaku usaha, akademisi, dan berbagai pemangku kepentingan terkait. 

"Sinergi pemerintah dan ekonom, akademisi menjadi bukti kita bisa berkontribusi untuk pembangunan ekonomi di Indonesia," lanjut Esther.

Esther menambahkan upaya resiliensi pun memerlukan koaborasi antara pemerintah dengan swasta. Esther menyebut peran swasta sangat krusial dalam mengacelerasi pemulihan ekonomi. 

"Kolaborasi pemerintah, pusat, dan daerah juga tidak boleh dilupakan. Karena pembangunan tidak boleh Jawa sentris tetapi juga harus dilakukan di luar Pulau Jawa," ucap Esther. 

Dalam acara ini, lanjut Esther, Indef juga  meluncurkan buku 100 ekonom Indonesia 2025. Esther memaparkan setiap artikel merupakan gagasan, pikiran, dan disertai data yang akurat serta analisis yang akurat sebagai sebuah rekomendasi yang menjadi kompas dan referensi bagi para pengambil kebijakan.

"Kehadiran buku ini tidak hanya menjadi dokumentasi pemikiran, melainkan juga sebagai rujukan yang diharapkan dan mampu menjembatani kajian akademis dengan kebutuhan praktisi untuk pembangunan bangsa," kata Esther.

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |