5 Negara Penghasil Lengkeng Terbesar Dunia, RI Bersaing dengan China

6 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia- Indonesia masuk jajaran lima besar negara penghasil longan atau lengkeng terbesar di dunia. Prestasi ini menandai potensi besar sektor hortikultura nasional, terutama dalam komoditas buah tropis. Namun, di tengah pencapaian itu, dominasi China tetap sulit disaingi dengan produksi yang nyaris menyentuh 2 juta ton per tahun.

Apa yang membuat China begitu unggul? Dan apa saja pekerjaan rumah Indonesia untuk menyusul?

Longan atau lengkeng, dikenal sebagai "mata naga" karena bijinya yang bulat dan hitam mengilap, kini menjadi primadona baru dalam peta produksi buah tropis. Berdasarkan data Pune Okayama Friendship Garden tahun 2025, Indonesia memproduksi sekitar 60.000 ton longan per tahun dan menduduki peringkat kelima dunia.

Dengan selisih produksi yang sangat jauh dibanding negara lain, posisi China tampak tak tergoyahkan. Apa rahasia keberhasilannya?

Pertama, wilayah Subtropis yang Ideal Sebagian besar produksi longan China terpusat di provinsi-provinsi seperti Guangxi, Guangdong, Fujian, Yunnan, Sichuan, dan Hainan. Iklim hangat dan lembap, dengan suhu rata-rata 22-30°C, serta tanah yang subur menciptakan kondisi budidaya optimal.

Budidaya longan di China telah berlangsung lebih dari 2.000 tahun. Warisan pertanian ini membuat sistem produksi di China sangat efisien, baik dari segi teknologi, manajemen lahan, hingga pengendalian hama dan pascapanen.

Longan telah menjadi bagian dari kebudayaan kuliner dan pengobatan tradisional di China. Konsumsi dalam bentuk segar, kering, hingga infus teh herbal menciptakan pasar domestik raksasa yang menyerap sebagian besar hasil produksi.

Lalu yang juga menjadi faktor penting adalah ekspor yang terorganisir. China agresif memperluas pasar ekspor longan, terutama ke Singapura, Malaysia, Hong Kong dan Uni Emirat Arab

Dengan dukungan logistik rantai dingin dan sistem distribusi yang maju, China mampu menjaga kualitas dan volume ekspor secara konsisten.

Indonesia memang telah masuk 5 besar, tapi potensi longan nasional belum tergarap maksimal. Saat ini, produksi longan terpusat di pulau Jawa Sumatra dan Bali

Dengan sebagian besar hasil panen digunakan untuk konsumsi pasar domestik, dan ekspor masih sangat terbatas.

Permintaan dalam negeri memang besar, tapi ekspor belum menjadi fokus. Indonesia masih kalah bersaing dengan Thailand dan Vietnam yang telah lebih dulu masuk pasar Eropa dan Asia Timur.

Kelengkeng. Dok. Pixabay)Foto: Kelengkeng. Dok. Pixabay)
Kelengkeng. Dok. Pixabay)

Selain itu sebagian besar petani longan masih menggunakan metode tradisional. Minimnya penggunaan teknologi pertanian modern, terbatasnya fasilitas penyimpanan berpendingin, dan lemahnya manajemen pascapanen menjadi penghambat utama.

Produksi longan sangat bergantung pada kondisi cuaca. Perubahan iklim dan musim yang makin sulit diprediksi menyebabkan fluktuasi hasil panen, menambah risiko bagi petani.

China tetap menjadi raksasa dalam industri longan dunia, dengan produksi mencapai 1,9 juta ton per tahun atau lebih dari 30 kali lipat dari Indonesia. Namun, posisi Indonesia di urutan kelima membuktikan bahwa ada potensi besar untuk berkembang.

CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]

(emb/emb)

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |