5 Tips Memilih Bisnis bagi Korban PHK yang Ingin Buka Lembaran Baru

12 hours ago 2
Daftar Isi

Jakarta, CNN Indonesia --

Kehilangan pekerjaan sering kali menjadi pukulan berat. Namun, bagi sebagian orang, momen tersebut bisa menjadi titik balik untuk memulai hidup baru lewat jalur wirausaha.

Meski terdengar menjanjikan, memulai bisnis pasca PHK perlu perencanaan matang agar tidak terjebak pada risiko keuangan yang lebih besar.

Berikut tips dari perencana keuangan bagi korban PHK yang ingin memulai usaha baru secara realistis dan aman:

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Pilih Bisnis yang Mudah Dijalankan dan Sesuai Kemampuan

Menurut Perencana Keuangan OneShildt Consulting Budi Rahardjo, korban PHK sebaiknya memulai dari bisnis yang risikonya rendah dan mudah dipasarkan.

Jenis usaha yang dipahami dengan baik, memiliki potensi konsumen jelas, serta tidak memerlukan modal besar menjadi pilihan paling realistis.

"Mereka dapat memulai dari bisnis yang relatif rendah risikonya karena bisa dengan mudah ditawarkan baik itu jasa atau produk, modal yang diperlukan tidak besar, serta bisnis yang memiliki keahlian di dalamnya," ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Jumat (24/10).

Selain itu, tren pasar juga bisa dimanfaatkan, asalkan tidak bergantung sepenuhnya pada sesuatu yang sifatnya musiman.

Menurut Budi, penting untuk memahami perubahan minat konsumen dan menjaga fleksibilitas usaha agar tetap bertahan dalam jangka panjang.

2. Pastikan Bisnis Sesuai Minat dan Waktu yang Tersedia

Budi menilai kesesuaian antara minat dan jenis produk akan membuat seseorang lebih konsisten menjalankan bisnis.

Selain itu, tenaga dan waktu yang dibutuhkan harus realistis agar tidak membuat keuangan pribadi terkuras sebelum usaha menghasilkan.

Faktor lain yang perlu diperhitungkan adalah potensi pembeli dan daya beli pasar.

Usaha yang mudah dijangkau konsumen dan punya ruang pertumbuhan jangka panjang lebih menjanjikan ketimbang bisnis yang hanya bergantung pada segmen kecil.

3. Hitung Modal Awal dengan Bijak

Modal sering kali menjadi kendala utama bagi mereka yang baru memulai usaha.

Karena itu, baik Budi maupun Perencana Keuangan Mitra Rencana Edukasi (MRE) Andi Nugroho menyarankan agar calon wirausahawan tidak menggunakan seluruh pesangon sebagai modal bisnis.

"Dari seluruh pesangon yang didapat, sebaiknya yang dijadikan modal usaha berkisar 50 persen-70 persen saja, karena yang 30 persen akan sebagai cadangan dan menjadi sumber kebutuhan sehari-hari selama usaha belum menghasilkan," kata Andi.

Budi menambahkan modal usaha sebaiknya dibagi dalam beberapa pos: sekitar 50 persen untuk kebutuhan hidup sementara, 20 persen untuk modal bisnis, dan 30 persen untuk dana darurat. Pembagian ini membantu menjaga kestabilan keuangan jika usaha belum langsung memberi hasil.

4. Mulai dari Bisnis Kecil dan Terjangkau

Dengan modal terbatas, memulai dari bisnis sederhana lebih realistis. Beberapa ide yang disarankan oleh Budi dan Andi ;antara lain jasa online, kuliner rumahan, menjadi reseller produk, hingga usaha berbasis keahlian seperti desain web atau jasa kreatif lainnya.

Kunci utamanya adalah memulai dari skala kecil tanpa beban biaya tinggi. Peralatan yang dibeli tidak perlu canggih, sewa tempat bisa ditunda, dan pemasaran bisa dilakukan melalui media sosial.

Budi menyarankan uji coba pasar dapat dilakukan lewat bazar atau platform daring untuk menghemat biaya.

5. Kelola Risiko dan Keuangan Sejak Awal

Selain modal, pengelolaan risiko dan keuangan pribadi perlu mendapat perhatian sejak awal. Menurut Andi, pencatatan arus kas sederhana akan membantu pemilik usaha memahami kondisi sebenarnya dan mencegah kebocoran dana.

Ia juga mengingatkan pentingnya memahami target pasar dan memilih lokasi usaha yang sesuai.

"Kalau dijual online, lokasi strategis mungkin tidak terlalu penting. Justru di situ bisa berhemat untuk biaya sewa," ujarnya.

Selain manajemen risiko, branding produk juga perlu diperhatikan agar usaha punya daya saing. Perbedaan produk, pelayanan, atau pendekatan terhadap pelanggan bisa menjadi nilai tambah di tengah persaingan yang ketat.

Memulai bisnis setelah kehilangan pekerjaan memang tidak mudah. Namun, dengan perencanaan yang cermat, disiplin keuangan, dan kesiapan mental, pesangon yang terbatas bisa menjadi titik awal menuju sumber penghasilan baru.

Seperti disampaikan Budi, hasil mungkin tidak langsung menggantikan gaji sebelumnya, tetapi dalam jangka panjang bisnis yang dikelola dengan baik bisa memberi kebebasan finansial dan arah hidup baru.

[Gambas:Video CNN]

(del/sfr)

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |