7 Sinyal Rambut Butuh Keramas, Jangan Tunggu Lepek

4 hours ago 1
Daftar Isi

Jakarta, CNN Indonesia --

Keramas sering kali terasa merepotkan. Harus meluangkan waktu, membasahi rambut, memakai sampo, membilas dua kali, lalu mengeringkan dan menata.

Bagi sebagian orang, terutama yang punya rambut panjang atau tebal, proses ini bisa memakan waktu lama. Tak heran jika banyak yang memilih menunda hari keramas.

Tapi hati-hati, terlalu jarang mencuci rambut bisa menimbulkan masalah pada kulit kepala dan membuat rambut kehilangan kesehatannya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut para dermatolog, tubuh sebenarnya memberi "sinyal halus" saat rambut sudah butuh keramas. Berikut beberapa sinyal yang akan muncul saat rambut butuh keramas, melansir Real Simple:

1. Rambut terlihat dan terasa lepek

Baik kamu memiliki kulit kepala kering maupun berminyak, sebum tetap diproduksi setiap hari. Saat jarang keramas, minyak ini menumpuk dan membuat rambut tampak lepek. Penumpukan minyak juga bisa menyebabkan bau tidak sedap di kulit kepala.

2. Kulit kepala gatal dan meradang

Penumpukan minyak bukan hanya membuat rambut berminyak, tapi juga bisa memicu rasa gatal dan peradangan.

Sebum memang melembapkan alami, tapi juga menarik debu dan polutan, jadi tempat berkembang biak bakteri dan jamur. Akibatnya, kulit kepala jadi iritasi dan terasa perih.

3. Muncul ketombe atau serpihan putih

Gatal dan lepek sering disertai ketombe. Jarang mencuci rambut membuat ragi (yeast) tumbuh berlebihan di kulit kepala dan memicu dermatitis seboroik alias ketombe.

Bila ketombe tetap muncul meski sudah keramas rutin, coba gunakan sampo antiketombe dengan bahan aktif seperti zinc pyrithione atau ketoconazole.

4. Masalah kulit kepala semakin parah

Jika Anda sudah punya masalah seperti ketombe atau peradangan, menunda keramas justru memperparah kondisinya. Kondisi seperti dermatitis seboroik akan makin sulit diatasi bila kulit kepala jarang dibersihkan.

5. Rambut rontok lebih banyak

Jarang keramas juga bisa memicu kerontokan. Penelitian di 2021 menunjukkan frekuensi mencuci rambut yang terlalu jarang berhubungan dengan peningkatan risiko kerontokan.

Penumpukan minyak, kotoran, dan polusi dapat menimbulkan peradangan yang merusak folikel rambut. Lapisan kotoran di batang rambut juga bisa menghambat penyerapan kelembapan alami, membuat rambut kering dan mudah patah.

6. Rambut kaku dan tak bervolume

Penumpukan minyak dan sisa produk membuat rambut kehilangan daya angkatnya. Silikon dan bahan oklusif lain yang tertinggal di rambut dapat membuatnya tampak berat dan kempis.

7. Merasa kurang percaya diri

Terakhir, efek jarang keramas juga bisa terasa secara psikologis. Kebersihan rambut berpengaruh besar pada kepercayaan diri dan interaksi sosial.

Rambut yang bersih sering dianggap cerminan kebersihan diri, sementara rambut kotor bisa menurunkan rasa percaya diri dan menimbulkan kesan negatif.

(tis/tis)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |