Jakarta, CNBC Indonesia - Asian Development Bank (ADB) mempertahankan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada level 5,0% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2025 dan 5,1% pada 2026 berdasarkan laporan terbarunya Asian Development Outlook July 2025.
Seperti yang diketahui, pada kuartal pertama 2025 pertumbuhan ekonomi RI melambat menjadi 4,9% akibat dampak pasca-pemilu. Terutama pada sisi investasi dan belanja pemerintah.
"Konsumsi swasta tetap menjadi pendorong utama, sementara pertumbuhan investasi melambat," tulis laporan dikutip Rabu (23/7/2025).
Untuk mempertahankan pertumbuhan, pemerintah menaikkan target defisit fiskal 2025 menjadi 2,8% dari PDB dan meluncurkan beberapa paket stimulus. Seperti bantuan pangan, bantuan tunai, dan diskon transportasi.
Di sisi lain, program unggulan pemerintah, makanan gratis sedang dipercepat untuk menjangkau 82,9 juta orang.
Tak hanya itu, Bank Indonesia pun mulai melonggarkan suku bunga sebagai bentuk bantuan moneter. Seperti yang diketahui, sepanjang 2025 Bank Indonesia telah menurunkan suku bunga sebanyak tiga kali. Yakni pada Januari, Mei, dan Juli, dengan masing-masing sebanyak 25 basis poin (bps).
Seiring dengan penurunan suku bunga bank sentral itu, suku bunga kredit perbankan juga sudah berangsur menurun, sebesar 9,16% per Juni 2025, dari sebesar 9,20% pada bulan Januari 2025.
"Sebagai dukungan, otoritas moneter melonggarkan kebijakan secara bertahap di tengah risiko yang relatif kecil terhadap stabilitas harga. Data impor April dan Mei menunjukkan kemungkinan peningkatan permintaan domestik," dalam laporan.
Namun, produksi industri yang lesu, penciptaan lapangan kerja formal yang lemah, dan investasi swasta yang lambat dapat membebani prospek. Selain itu, risiko eksternal yang baru juga dapat berpotensi menambah tekanan.
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Masato Kanda Resmi Menjabat Sebagai Presiden ADB ke-11