AHY: Proyek Kereta Cepat Jakarta–Surabaya Harus Seimbang dengan Pemerataan Pembangunan

9 hours ago 1

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (IPK) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan, rencana pembangunan proyek kereta cepat Jakarta–Surabaya memerlukan pendekatan yang tepat. AHY menyebut, kereta cepat Jakarta–Surabaya akan memangkas waktu tempuh perjalanan menjadi hanya tiga jam.

“Kadang-kadang, kalau lagi macet-macetnya, itu saja kita bisa sekian jam kan di Jabodetabek ini. Ini tiga jam jarak tempuh sampai Surabaya,” ujar AHY saat konferensi pers terkait capaian satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo dalam sektor infrastruktur dan pembangunan kewilayahan (IPK) di kantor Kemenko Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (IPK), Jakarta, Selasa (21/10/2025).

Kendati begitu, AHY menilai durasi singkat yang menghubungkan dua kota besar tersebut bukan menjadi satu-satunya faktor bagi pemerintah untuk menjalankan proyek itu. AHY menyampaikan, pemerintah tentu juga memikirkan persoalan anggaran yang akan digunakan untuk proyek tersebut.

“Tentu seperti tidak sensitif terhadap kebutuhan pemerataan pembangunan wilayah. Ini saya sering bicarakan, kita tidak bisa hanya fokus pada satu hal, tapi kita juga selalu dihadapkan pada keterbatasan anggaran,” sambung AHY.

AHY menilai perlunya keseimbangan pemerataan dalam setiap program pemerintah. Ia menyebut, megaproyek kereta cepat Jakarta–Surabaya harus disertai dengan kajian yang komprehensif.

“Kita harus hitung dengan baik. Tapi semangat mereaktivasi, meningkatkan kapasitas kereta api, bukan kereta cepat saja, ini juga harus dikawal bersama-sama agar industri perkeretaapian ini semakin maju dan berkembang,” ucap AHY.

AHY juga mendorong proyek kereta cepat Jakarta–Surabaya dapat memberikan nilai tambah bagi industri perkeretaapian nasional dan juga ekonomi sekitar. Ia mengatakan, pemerintah pusat, pemerintah daerah, kementerian/lembaga, hingga BUMN perlu duduk bersama dalam melakukan kajian menyeluruh untuk mengoptimalkan rencana proyek kereta cepat Jakarta–Surabaya.

“Kita tidak hanya ingin membeli sesuatu dari luar, tapi kita juga ingin menghidupkan industri perkeretaapian nasional. Kalau ada demand, pasti ada supply dan ini akan menggerakkan kembali ekonomi. Jangan sampai pemerintah hanya membangun jalurnya, kereta apinya, tapi kemudian tidak mendapatkan benefit yang lebih luas,” lanjut AHY.

AHY juga mengingatkan, rencana proyek kereta cepat Jakarta–Surabaya harus melihat kemampuan PT Kereta Api Indonesia (KAI) sebagai satu-satunya operator perkeretaapian di Indonesia. AHY tak ingin proyek tersebut semakin membebani kondisi perusahaan KAI.

“Terkait dengan kereta cepat maupun kereta api secara umum. Intinya, KAI juga harus sehat karena KAI tidak hanya mengurusi kereta cepat, KAI bertanggung jawab pada sektor perkeretaapian di seluruh Indonesia. Ribuan kilometer harus juga bisa kita jaga,” kata AHY.

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |