Alot! Update Terbaru Perundingan Dagang AS-China

7 hours ago 6

Jakarta, CNBC Indonesia - Para pejabat Amerika Serikat (AS) dan China akan bertemu di Stockholm pekan depan untuk membahas perpanjangan batas waktu negosiasi kesepakatan perdagangan. Hal ini diumumkan sesaat setelah Washington telah mencapai kesepakatan dengan Jepang, Filipina, dan Indonesia.

Mengutip Reuters, Rabu (23/7/2025), Menteri Keuangan AS Scott Bessent hanya memberitahukan bahwa sejauh ini diskusi yang berjalan antara Washington dan Beijing terjalin dengan baik. Namun, ia tidak merinci bagaimana saat ini posisi kedua negara dalam perundingan.

"Saya pikir perdagangan dengan China berada dalam posisi yang sangat baik," ujar Bessent dalam program Mornings With Maria di Fox Business Network.

Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer, Menteri Perdagangan Howard Lutnick, Menteri Perdagangan China Wang Wentao, dan kepala negosiator perdagangan Li Chenggang juga berpartisipasi dalam pembicaraan tersebut. Mereka juga disebutkan akan berbicara masalah perpanjangan waktu negosiasi.

"Kami akan menggodok kemungkinan perpanjangan pada perundingan Stockholm," kata Bessent, seraya menambahkan bahwa para pejabat AS akan membahas isu-isu lain, termasuk mengurangi ketergantungan China yang berlebihan pada manufaktur dan ekspor.

Seorang Juru Bicara Kedutaan Besar China di Washington mengatakan bahwa Beijing dan Washington telah menyelesaikan detail implementasi untuk konsensus perdagangan yang dicapai oleh Trump dan Presiden Xi Jinping.

"Harap nantikan perkembangan selanjutnya," tambah juru bicara tersebut, tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut.

Sejak pertengahan Mei, Bessent telah bertemu dua kali dengan Wakil Perdana Menteri China He Lifeng di Jenewa dan London. Keduanya berupaya menyusun dan menyempurnakan 'gencatan senjata' perdagangan sementara yang mengurangi tarif balasan tiga digit yang mengancam perdagangan antara dua ekonomi terbesar dunia tersebut.

Sejauh ini, Beijing telah sepakat untuk mengakhiri larangan ekspor logam tanah jarang dan magnet ke AS. Washington setuju untuk memulai kembali pengiriman perangkat lunak desain semikonduktor dan material produksi, serta mesin pesawat komersial dan barang-barang lainnya ke China.

Kedua belah pihak menetapkan batas waktu 90 hari untuk menyelesaikan masalah yang lebih mendalam, termasuk keluhan AS tentang model ekonomi China yang dipimpin dan disubsidi oleh negara, yang telah menciptakan kelebihan kapasitas manufaktur, membanjiri pasar dunia dengan barang-barang murah. Beijing menyangkal mensubsidi industrinya dan mengaitkan keberhasilan ekspor dengan inovasi.

"Semoga saja kita bisa melihat China mengurangi sebagian kelebihan produksi yang mereka lakukan dan berkonsentrasi membangun ekonomi konsumen," tambah Bessent.

Sementara itu, Bessent mengatakan ia juga ingin memperingatkan China tentang kelanjutan pembelian minyak Rusia dan Iran yang dikenai sanksi, serta upaya Beijing untuk membantu perang Rusia melawan Ukraina.


Bessent mengatakan terdapat dukungan bipartisan di Senat AS untuk undang-undang yang bertujuan mengenakan tarif 100% atas barang-barang dari negara-negara yang terus membeli minyak Rusia, yaitu China dan India.


"Saya akan menghubungi rekan-rekan saya di Eropa. Eropa telah lama membicarakan sanksi terhadap Rusia, dan akan sangat penting bagi Eropa untuk juga bersedia mengenakan tarif sekunder tingkat tinggi ini untuk minyak Rusia yang dikenai sanksi," tuturnya.


(tps/luc)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Perang Dagang Melunak, AS-China Duduk Bareng di London Minggu Depan

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |