CNN Indonesia
Rabu, 09 Apr 2025 16:47 WIB
Jakarta, CNN Indonesia --
Lembaga analis ekonomi dunia JPMorgan memprediksi akan terjadi gelombang resesi dan stagflasi global parah tahun ini imbas kenaikan tarif impor ke Amerika Serikat oleh Presiden Donald Trump.
JPMorgan bahkan menaikkan peluang resesi parah di dunia dari 40 persen menjadi 60 persen di pengujung tahun jika Trump tetap melanjutkan kebijakan perang tarif ke banyak negara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kenaikan tarif sejak dimulai pemerintahan Trump saat ini merupakan kenaikan pajak terbesar di AS dalam hampir 60 tahun terakhir," demikian keterangan lembaga ekonom bank.
"Ini akan berdampak langsung pada pengeluaran rumah tangga dan bisnis dan efek berantai tindakan balasan, penurunan sentimen bisnis, dan gangguan rantai pasok," lanjut pernyataan JPMorgan dilansir dari CNN.
Lembaga Pajak independen memperkirakan, konsumen Amerika harus membayar US$2.100 rata-rata per tahun karena kebijakan Trump menaikkan tarif impor.
Sementara itu, bank investasi dan pengelola aset global Goldman Sachs juga menaikkan peluang resesi AS dalam 12 bulan ke depan dari 35 persen menjadi 45 persen.
Badan ekonom bank tersebut dalam judulnya "Hitung Mundur menuju Resesi" bahwa mereka "memperkirakan bahwa Gedung Putih akan mengumumkan kebijakan tarif yang lebih agresif pada awalnya dan kemudian menurunkannya."
Profesor ekonomi dari Boston College Brian Bethune memprediksi bahwa ekonomi AS akan memasuki resesi pada kuartal kedua di tahun ini, kecuali jika Trump mengubah kebijakannya terkait tarif. Parahnya lagi, kenaikan tarif dapat memicu stagflasi, sebuah kondisi ketika pertumbuhan ekonomi anjlok dan inflasi meroket.
"Kemungkinan terjadi stagflasi hingga 100 persen," kata Bethune kepada CNN sembari memperkirakan kenaikan tinggi sejumlah harga barang baru akan dimulai sekitar Mei.
Trump terus menguatkan kebijakan kenaikan tarif impor dari sejumlah negara terutama dari negara besar seperti China.
Trump bahkan kembali menaikkan tarif impor dari China hingga 104 persen.
Keputusan itu dibuat merespons perlawanan China terhadap tarif dagang yang diputuskan Trump pekan lalu.
Pekan lalu, Trump sudah menetapkan China mendapatkan tarif dagang 34 persen. Namun, Trump menambahkan 50 persen lagi karena China membalas dengan menaikkan tarif terhadap impor barang-barang asal AS.
Tambahan tarif itu berlaku di atas tarif dagang yang sebelumnya berlaku untuk China. Sejak era Joe Biden, AS sudah menetapkan tarif dagang untuk China rata-rata 20,8 persen.
(bac/bac)