Angka Pengangguran Rusia Terendah Sepanjang Sejarah, Senang Mr. Putin?

1 day ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Laju pengangguran di Rusia berada di level yang sangat rendah bahkan merupakan yang terendah setidaknya sejak 1992 atau sepanjang sejarah negara tersebut.

Sebagai catatan, Rusia berdiri setelah Uni Soviet bubar pada 25 Desember 1991.

Berdasarkan data Federal State Statistics Service, tingkat pengangguran di Rusia berada pada rekor terendah sebesar 2,3% pada April 2025, tidak berubah dari bulan Maret, dan sedikit lebih rendah dari perkiraan sebesar 2,4%. Penurunan ini disebabkan oleh kekurangan tenaga kerja yang akut akibat perang di Ukraina.

Mobilisasi cadangan militer yang berkelanjutan sejak 2022, ditambah dengan gelombang emigrasi, telah menyebabkan arus keluar besar-besaran penduduk usia kerja, terutama laki-laki, dari pasar tenaga kerja.

Jumlah pengangguran turun menjadi 1,709 juta orang pada April dari 1,730 juta pada bulan sebelumnya. Sementara itu, jumlah penganggur yang terdaftar secara resmi turun tipis menjadi 0,336 juta dari 0,337 juta.

Bank sentral Rusia menyebut kekurangan tenaga kerja sebagai salah satu faktor utama yang mendorongnya untuk tetap mempertahankan kebijakan moneter yang ketat.

Pengeluaran besar-besaran Moskow untuk pertahanan dan keamanan dalam perang di Ukraina telah membantu ekonomi Rusia bangkit dari keterpurukan pada 2022. Namun, para ekonom menyatakan bahwa pertumbuhan ini bergantung pada produksi senjata dan amunisi yang didanai negara, yang menyembunyikan masalah-masalah yang menghambat peningkatan standar hidup warga Rusia.

Penurunan tingkat pengangguran ini dapat mencerminkan tingginya permintaan tenaga kerja, tetapi juga bisa berarti bahwa banyak posisi yang tetap kosong karena kurangnya tenaga kerja yang tersedia. Dalam jangka panjang, kondisi ini bisa memengaruhi produktivitas dan pertumbuhan ekonomi Rusia, terutama jika industri kesulitan mendapatkan pekerja yang memenuhi kebutuhan mereka.

Untuk diketahui, pertumbuhan ekonomi Rusia tumbuh sebesar 1,4% pada kuartal I-2025, mengalami perlambatan signifikan dibandingkan pertumbuhan 5,4% pada kuartal yang sama tahun sebelumnya, menurut data awal. Ini merupakan laju pertumbuhan paling lambat sejak ekonomi Rusia kembali tumbuh pada kuartal II-2023.

Sebelumnya, Kementerian Ekonomi Rusia memproyeksikan pertumbuhan kuartalan sedikit lebih tinggi, yaitu 1,7%.

Ke depan, Kementerian Ekonomi memperkirakan pertumbuhan tahunan sebesar 2,5% untuk tahun 2025, sementara Bank Sentral Rusia mengambil sikap lebih hati-hati dengan memproyeksikan pertumbuhan antara 1% hingga 2%.

Faktor yang Memengaruhi:

Beberapa faktor utama yang menyebabkan penurunan drastis tingkat pengangguran di Rusia:

  1. Mobilisasi Militer dan Emigrasi
    Sejak invasi ke Ukraina pada 2022, banyak tenaga kerja usia produktif direkrut untuk keperluan militer atau memilih emigrasi, mengurangi jumlah pencari kerja di pasar domestik.

  2. Kekurangan Tenaga Kerja Akut
    Rusia mengalami kekurangan tenaga kerja sekitar 4,8 juta orang, terutama di sektor konstruksi, industri, dan jasa. Hal ini menyebabkan perusahaan kesulitan menemukan pekerja meskipun telah menawarkan insentif dan kenaikan gaji.

  3. Kenaikan Permintaan di Sektor Pertahanan dan Publik
    Peningkatan belanja negara untuk sektor pertahanan dan proyek infrastruktur pasca-sanksi menciptakan banyak lapangan kerja baru, terutama di sektor publik dan industri terkait.

  4. Kebijakan Migrasi Baru
    Untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja, pemerintah Rusia mulai merekrut pekerja migran dari negara-negara di luar bekas Uni Soviet, seperti Myanmar, guna mengisi kekosongan di sektor-sektor penting.

Dampak dan Implikasi:

  • Overheating Ekonomi: Permintaan tenaga kerja yang tinggi menyebabkan kenaikan upah yang signifikan, berkontribusi pada inflasi yang tinggi.

  • Kekurangan Tenaga Kerja di Sektor Sipil: Banyak sektor sipil kesulitan mendapatkan tenaga kerja karena bersaing dengan sektor militer dan pertahanan yang menawarkan insentif lebih tinggi.

  • Ketergantungan pada Tenaga Kerja Migran: Ketergantungan yang meningkat pada pekerja migran dapat menimbulkan tantangan sosial dan politik di masa depan

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(rev/rev)

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |