Luthfi Peringatkan tak Boleh Ada Praktik 'Titipan' dalam SPMB SMA/SMK di Jateng

1 day ago 11

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ahmad Luthfi memperingatkan agar tidak ada praktik "titipan" dalam proses Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) tingkat SMA/SMK. Hal itu disampaikannya setelah meninjau Posko SPMB di Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jateng di Kota Semarang, Senin (2/6/2025). 

"Yang paling pokok tidak ada lagi di wilayah Jawa Tengah yang pake 'titip-titip' terhadap mekanisme pemasukan daripada anak SMA/SMK. Enggak boleh 'titip-titip', enggak boleh nerima jasa titipan," kata Luthfi kepada awak media. 

Dia menambahkan proses SPMB tingkat SMA/SMK harus dilakukan secara normatif. "Sehingga kualitas anak didik kita yang akan datang di Jawa Tengah menjadi anak didik yang betul-betul profesional," ujarnya. 

Luthfi mengatakan, saat meninjau Posko SPMB di Kantor Disdikbud Jateng, dia menemui beberapa orang tua murid yang menghadapi kendala teknis dalam proses pendaftaran. Dia menyebut, permasalahan itu segera ditangani oleh petugas jaga. 

Salah satu orang tua murid yang mengalami kendala teknis dalam proses pendaftaran dan melakukan pengurusan ke Posko SPMB Kantor Disdikbud Jateng adalah Evi Dian Perwirasari, warga Mijen, Kota Semarang. "Saya hari Rabu sudah masuk akun, ternyata setelah di-search, RW tempat saya tinggal tidak sesuai dengan KK yang ada di kertas. Jadi saya ke sini, saya harus bagaimana? Siapa yang berwenang mengedit itu semua?" ucapnya. 

Evi memperoleh penjelasan bahwa kesalahan input data tersebut kemungkinan dilakukan oleh pihak sekolah atau siswa yang bersangkutan ketika pertama kali mengisi data. Petugas Posko SPMB Disdikbud Jateng kemudian mengarahkan Evi agar mendatangi tim verifikasi data. 

"Di sini tidak ada wewenang, yang punya wewenang yang verifikasi datanya di SMA/SMK terdekat. Nanti saya datang, baru nanti dibenerin alamat lengkapnya," ujar Evi. 

Dia menambahkan, anaknya hendak mendaftar ke SMKN 5 atau SMKN 8 Semarang lewat jalur prestasi. "Saya lihat dari nilai anak saya, insya Allah bisa ke situ," ucapnya.

Orang tua murid lainnya yang mendatangi Posko SPMB Disdikbud Jateng adalah Teti Rahmawati. Dia mengungkapkan, putrinya seharusnya mendaftar ke SMA/SMK tahun lalu. "Tapi karena dia sakit, daftarnya baru 2025," ujarnya. 

Dia menjelaskan, dalam proses pendaftaran, Nomor Induk Siswa Nasional (NISN) putrinya tidak muncul. "Jadi ketika diklik itu selalu tidak terdaftar. Saya kan awam, saya langsung ke sini saja untuk menanyakan bagaimana caranya biar bisa terdaftar," ucap Evi. 

Petugas Posko SPMB Disdikbud Jateng kemudian menjelaskan agar NISN dari putri Evi bisa muncul. "Anak saya terkategori ATS (Anak Tidak Sekolah) karena setahun tidak sekolah. Jadi dikasih tahu bagaimana langkah-langkah untuk mendaftar sebagai anak lulusan tahun kemarin. Tadi sudah clear," kata Evi. 

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |