Jakarta, CNN Indonesia --
Di tengah hamparan gurun pasir Nevada, Amerika Serikat (AS), yang luas, tersembunyi sebuah bandara paling tidak biasa di dunia bernama Bandara Municipal Black Rock City (BRC).
Bukan bandara biasa dengan menara kontrol permanen atau landasan pacu beraspal, bandara ini muncul dan menghilang setiap tahunnya, karena khusus melayani ribuan pengunjung festival seni dan budaya Burning Man, yang terkenal dengan praktik radikalnya.
Seperti dilansir Business Insider, Bandara Municipal Black Rock City (BRC) adalah fenomena sementara, beroperasi hanya selama sekitar 13 hari selama bulan Agustus, bertepatan dengan penyelenggaraan Burning Man.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Landasan pacunya terbuat dari tanah gurun yang dipadatkan, dan fasilitasnya dibangun secara minimalis. Meskipun demikian, BRC Airport adalah bandara resmi yang terdaftar di FAA (Federal Aviation Administration) dengan kode 88NV.
Setiap tahun, ratusan pesawat pribadi, mulai dari Cessna kecil hingga jet pribadi, mendarat di bandara ini, membawa "Burners" dari seluruh dunia. Burner sebutan informal bagi peserta dan penggemar Burning Man.
Pengoperasian Bandara Municipal Black Rock City sangat bergantung pada relawan di festival tersebut, mulai dari kontrol lalu lintas udara hingga layanan darat.
Pengalaman mendarat di tengah gurun dengan pemandangan instalasi seni raksasa adalah bagian tak terpisahkan dari petualangan Burning Man itu sendiri.
Bandara Municipal Black Rock City juga dianggap bukan sekadar fasilitas transportasi; karena merupakan simbol kebebasan, kreativitas, dan semangat mandiri yang menjadi inti dari festival Burning Man.
Bandara ini juga menunjukkan bagaimana sebuah infrastruktur kompleks dapat dibangun dari nol, beroperasi dengan efisien dalam waktu singkat, dan kemudian lenyap tanpa jejak, kembali ke alam gurun, menunggu panggilan tahun berikutnya.
(wiw)