REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Puluhan kendaraan roda dua dan roda empat mogok setelah mencoba menerobos air yang menggenangi perempatan lampu traffic light Kota Delta Mas di Desa Hegarmukti, Kecamatan Cikarang Pusat, Kabupaten Bekasi, Senin (8/7/2025) malam.
"Hujan deras banget dari sore, sebelum Maghrib sampai malam. Pas lewat lampu merah Deltamas, air sudah tinggi tapi saya sudah tidak bisa putar balik," kata pengemudi ojek daring Aris (29) di lokasi, Senin petang.
Ia mengatakan genangan air di area perempatan Delta Mas ini setinggi hingga 50 sentimeter sehingga menyebabkan beberapa kendaraan roda dua dan roda empat yang nekad menerobos langsung mogok.
Pengendara roda empat Saputra (49) mengaku tidak mampu berbuat apa-apa ketika melintasi perempatan Kota Delta Mas dan hanya pasrah ketika harus mendorong kendaraan untuk menjauh dari titik genangan.
"Mau balik kanan sudah tidak bisa, mundur pun susah, tertahan deras air, tidak lama mesin langsung mati. Saya kebetulan berdua sama saudara, jadi dorong mobil malam-malam," ucap dia.
Genangan di perempatan Delta Mas turut memicu kemacetan hingga ratusan meter. Pengendara roda dua maupun empat diminta ekstra hati-hati melewati ruas jalan tersebut mengingat ketinggian air hingga lutut orang dewasa.
"Lebih baik memilih jalan alternatif, jangan lewat sini. Untung saya langsung rem dan masih bisa putar balik jadi nggak sampai mogok motor saya," kata warga setempat Muhammad Iqbal (36).
Iqbal mengaku banjir di perempatan traffic light Delta Mas bukanlah hal baru. Buruk sistem drainase diduga menjadi penyebab utama genangan air muncul di lokasi tersebut.
"Dulu juga pernah (banjir). Malah sampai menggenangi Ruas Tol Jakarta-Cikampek. Drainase nggak kuat menampung air," katanya.
Sementara kawasan perniagaan hingga perumahan di Jababeka, Desa Mekarmukti, Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, dikepung banjir imbas luapan air sungai ditambah hujan dengan intensitas tinggi sejak Senin sore.
"Sungai Cilemahabang meluap, tidak mampu menampung debit air hujan," kata warga setempat, Dimas Andryandi (35), di Bekasi, Senin petang.
Ia mengatakan banjir merendam sejumlah ruas jalan utama di kawasan Jababeka, seperti Jalan Kedasih serta Kasuari Raya. Air bahkan menggenangi permukiman warga hingga sejumlah pertokoan.
"Di beberapa titik malahan lebih dari semeter ketinggian banjir. Sampai sekarang belum ada tanda-tanda surut," katanya.
Seorang warga lain, Iwan Sutanto (41), mengaku telah berupaya melakukan pompanisasi untuk mengurangi debit genangan air. Namun, derasnya aliran air dari luapan sungai membuat upaya tersebut belum membuahkan hasil signifikan.
"Hingga pukul 21.30 WIB, ketinggian air terus meningkat. Paling parah di Kedasih I dan Kasuari Raya," katanya.
sumber : Antara