Begini Cara Stop Overthinking, Yuk Lebih Produktif!

5 hours ago 1

Daftar Isi

Jakarta, CNN Indonesia --

Kalau Anda sering merasa terjebak dalam lingkaran pikiran negatif, maka penting untuk segera mengambil langkah. Setop overthinking dan jalani rutinitas harian yang lebih sehat dengan cara-cara berikut.

Kebiasaan overthinking yang tidak segera diatasi, lama kelamaan bisa memicu kekhawatiran yang berlebihan dan membuat kamu sulit bertindak. Hal ini tentunya bisa menghambat produktivitas Anda.

"Ciri khas dari overthinking yakni, hal itu tidak produktif," kata Jessica Foley, seorang terapis di Waltham, Massachusetts, seperti dikutip dari GoodRx.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih lanjut Foley menjelaskan, meski overthinking dapat menyebabkan stres, ternyata tidak semua stres itu buruk. Dalam jangka pendek, stres dari overthinking bisa memotivasi tindakan, seperti mempersiapkan presentasi dengan lebih baik. 

Cara stop overthinking

Menurut Sarah Allen, seorang konselor berpengalaman di bidang cognitive behavior therapy (CBT), langkah pertama untuk mengatasi overthinking, yaitu menyadari kapan Anda mulai terjebak dalam pola pikir tersebut.

Perhatikan sejumlah tanda seperti, pikiran yang berulang, kekhawatiran berlebihan, dan kesulitan mengambil keputusan. 

Setelah sadar, Anda bisa mulai menerapkan rutinitas harian yang membantu mengelola pikiran agar tidak berputar tanpa tujuan. Allen menganjurkan beberapa cara untuk menghentikan overthinking.

1. Buat waktu khusus untuk refleksi

Menjadwalkan waktu tertentu dalam sehari untuk refleksi diri sangat membantu dalam mengendalikan overthinking.

Tetapkan waktu khusus untuk memikirkan masalah atau kekhawatiran secara terstruktur. Kemudian, fokuslah pada solusi yang produktif, bukan sekadar berlarut-larut dalam pikiran negatif.

Dengan cara ini, Anda melatih otak untuk menunda pikiran yang mengganggu sampai waktu refleksi tiba. Overthinking pun tidak menyebar ke aktivitas lain dalam rutinitas harian.

2. Buat jurnal kekhawatiran

Menulis jurnal kekhawatiran atau worry journal, bisa menjadi alat ampuh ketika kamu sedang melakukan refleksi. Catat semua pikiran, perasaan, dan kekhawatiran yang muncul.

Dengan menuliskannya, Anda memberi struktur pada pikiran yang berantakan dan bisa mulai mengidentifikasi pola overthinking yang kamu alami.

Selain itu, Anda bisa menantang pikiran-pikiran tidak rasional tersebut dan mencari solusi konkret untuk mengatasi masalah. 

3. Tetapkan ekspektasi yang realistis

Ilustrasi menulis jurnal/Foto: Freepik.com/freepikIlustrasi. Sebaiknya tetapkan target dan ekspektasi yang realistis agar tidak tertekan dan menghindari 'overthingking'. (Ade Irma Suryani)

Ekspektasi yang tidak realistis sering kali menjadi pemicu utama overthinking. Anda, misal, menetapkan target capaian yang mustahil dilakukan dalam jangka waktu tertentu. Anda akan merasa tertekan dengan target tersebut.

Belajarlah untuk lebih realistis dan memahami kapasitas diri. Fokuslah pada target yang bisa dicapai dan ambil langkah kecil yang nyata setiap hari.

Dengan menetapkan ekspektasi yang realistis, Anda akan mengurangi kecemasan dan membuat rutinitas harian lebih mudah dijalani tanpa rasa takut gagal.

4. Pecah tugas besar menjadi tugas-tugas kecil

Salah satu penyebab overthinking, yaitu merasa kewalahan menghadapi tugas besar yang tampak sulit diselesaikan. Untuk mengatasinya, pecahlah tugas tersebut menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dikelola.

Pikirkan posisi kamu saat ini dan tujuan akhir yang ingin dicapai. Kemudian, buat daftar langkah-langkah yang harus dilakukan beserta perkiraan waktu setiap langkah.

Dengan cara ini, kamu bisa fokus menyelesaikan tugas satu per satu tanpa merasa terbebani. Rutinitas harian kamu pun menjadi lebih terstruktur dan produktif.

5. Minta dukungan dari orang tepercaya

Menghentikan overthinking memang tidak mudah, apalagi kalau pikiran terus berputar tanpa henti. Kalau Anda tidak bisa menanganinya sendiri maka, Anda bisa minta bantuan orang lain.

Mulailah dengan curhat atau berbagi cerita dengan sosok yang dipercaya, entah itu teman, keluarga, bahkan tenaga profesional seperti psikolog.

Pandangan dari orang lain bisa memberikan perspektif baru atau mungkin membantu memberikan solusi. Pastikan Anda berbagi dengan orang yang bisa memberikan dukungan emosional jadi, hindari tipe orang yang judgemental atau suka memaksakan pendapat.

(rea/els)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |