Begini Jurus BI Mati-matian Jaga Stabilitas Rupiah

3 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) menegaskan komitmennya untuk terus menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah di tengah dinamika pasar keuangan global yang penuh ketidakpastian.

Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, Juli Budi Winantya menjelaskan bahwa BI terus melakukan intervensi untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

"Intervensi akan dilakukan apapun yang diperlukan, dan ini kita lakukan tidak hanya di satu pasar saja, dengan intervensi spot tapi juga intervensi melalui pasar forward, di pasar domestik, maupun juga di luar negeri di offshore," Jelas Juli Budi Winantya, dalam pelatihan wartawan (24/10/2025).

Strategi ini dijalankan agar stabilitas nilai tukar tidak hanya dijaga secara jangka pendek, tetapi juga memastikan volatilitas rupiah tetap terkendali dalam kisaran fundamentalnya.

Selain itu, dia menuturkan BI juga turut memanfaatkan mekanisme DHE sebagai salah satu upaya menjaga keseimbangan permintaan dan penawaran valas yang bertujuan untuk menjaga stabilitas rupiah.

"Jadi, memang hasil ekspor ini kan masuk ke rekening khusus. Dengan struktur terbaru ini, dimotifkan untuk eksportir melakukan konversi. Begitu dia dikonversi, tentunya tidak ada kewajiban lagi untuk eksportir dan uangnya beralih ke Dolar dan ini yang tadi saya sampaikan yang membantu menambah suplai valas," ujar Juli.

Langkah-langkah ini dilakukan untuk memastikan prospek stabilitas nilai tukar rupiah dapat terus terjaga kedepannya.

Sebagai catatan, upaya BI 'mati-matian' menjaga rupiah tercermin dari posisi cadangan devisa (cadev). Cadangan devisa pada akhir September 2025 yang mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya.

Berdasarkan data BI, cadev pada akhir September 2025 tercatat sebesar US$148,7 miliar atau lebih rendah dibandingkan Agustus 2025 yang sebesar US$150,7 miliar atau mengalami penurunan sekitar US$2 miliar dalam sebulan.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo pun membenarkan hal ini. Dia mengungkapkan bahwa aliran modal asing yang terus keluar dari Indonesia harus membuat pihaknya terus mengandalkan cadangan devisa (cadev).

Sebab, tekanan terhadap aliran modal asing itu turut mengganggu stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.

"Sejak September 2025 hingga 20 Oktober 2025, investasi portofolio tercatat net outflows sebesar US$ 5,26 miliar yang mengharuskan Bank Indonesia untuk melakukan intervensi dalam rangka stabilisasi nilai tukar Rupiah," kata Perry saat konferensi pers hasil rapat dewan gubernur BI secara daring, Rabu (22/10/2025).


(evw)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dolar AS Bisa Tembus Rp15.000-an? Ini Jawab BI

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |