Berkontribusi Tekan Impor, Ini Dia Kilang LPG Terbesar ke-2 RI

2 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto memiliki program Swasembada Energi yang ditargetkan bisa tercapai di ujung era pemerintahannya. Namun demikian, di tengah target tersebut, pemerintah masih memiliki pekerjaan rumah yang besar, khususnya dalam menekan impor Liquefied Petroleum Gas (LPG).

Pasalnya, impor LPG Indonesia selama ini terus meningkat, bahkan tembus 6,9 juta ton pada 2024 lalu. Berdasarkan data Handbook of Energy and Economic Statistics of Indonesia 2024, Indonesia mengonsumsi sekitar 8,9 juta ton LPG pada 2024. Namun, produksi LPG dari kilang dalam negeri baru mencapai 1,96 juta ton per tahun.

Dari produksi LPG sebesar 1,96 juta ton per tahun tersebut, terdapat kontribusi dari cucu PT Pertamina (Persero), yakni PT Pertamina Gas (Pertagas).

Salah satu anak usaha Pertagas, yakni PT Perta-Samtan Gas, merupakan pemilik kilang LPG dengan kapasitas terbesar kedua di Indonesia. Perusahaan patungan antara Pertamina Gas dan ST International asal Korea Selatan ini ternyata mengoperasikan kilang LPG terbesar kedua di Indonesia, hanya kalah dari Kilang Balongan di Jawa Barat.

Kilangnya tidak berada di kota besar, melainkan di dua titik strategis di Sumatra Selatan: Prabumulih dan Sungai Gerong. Namun, kontribusinya terhadap pemenuhan kebutuhan LPG di Indonesia, tidak bisa dibilang kecil.

General Manager Operation Perta-Samtan Gas Teguh Eko Purwadi mengatakan, dari total produksi LPG domestik yang mencapai 1,96 juta metrik ton per tahun, perusahaan setidaknya menyumbang sekitar 9%.

Bahkan, Perta-Samtan Gas juga memasok hingga 59% kebutuhan LPG di wilayah Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel), dengan permintaan harian mencapai 850 metrik ton.

"Kebutuhan Indonesia itu kan 6-8 jutaan metrik ton per tahun. Kami juga ingin menambahkan, Perta-Samtan Gas itu kilang LPG dengan kapasitas terbesar nomor 2 di Indonesia. Yang pertama kan Kilang Balongan," ungkap Teguh di Kilang Ekstraksi Prabumulih, dikutip Selasa (25/11/2025).

Teguh menjelaskan, Perta-Samtan sendiri didirikan pada 7 Mei 2008 sebagai hasil kerja sama Pemerintah Indonesia dan Korea Selatan, khususnya melalui program Government to Government (G to G).

Ia membeberkan, sejak awal berdiri, perusahaan mempunyai visi untuk memenuhi kebutuhan LPG domestik. Hal ini sebagai bagian dari dukungan terhadap program pemerintah dalam konversi minyak tanah ke LPG pada saat itu.

"Kami pada saat itu memiliki peran untuk bisa memenuhi kebutuhan LPG domestik. Karena pada saat itu ada konversi minyak tanah ke LPG. Dan sejalan dengan visi-misi kami juga, kami terus berupaya untuk terus memenuhi kebutuhan domestik," katanya.

Oleh sebab itu, ia menekankan pentingnya dukungan pemerintah untuk memastikan pasokan gas sebagai bahan baku produksi LPG. Pasalnya, tantangan utama yang dihadapi saat ini adalah potensi penurunan pasokan gas dari sektor hulu.

Adapun, produksi gas yang semakin menurun dari tahun ke tahun mendorong perusahaan harus mencari sumber tambahan lain.

Sebagaimana diketahui, PT Perta-Samtan Gas merupakan Perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA), patungan antara PT Pertamina Gas (66%) dan ST International (34%).

Pertagas dan Upaya Optimalisasi Produksi LPG RI

Indonesia kini terus berupaya untuk memengurangi ketergantungan impor energi. Salah satu pekerjaan rumah (PR) terbesar pemerintahan saat ini yaitu terkait impor LPG. Pasalnya, sekitar 78% kebutuhan LPG RI masih dipenuhi melalui impor.

Berdasarkan data Handbook of Energy and Economic Statistics of Indonesia 2024, yang dikeluarkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada Mei 2025, konsumsi LPG nasional pada 2024 tercatat mencapai 8,9 juta ton, naik dari 8,7 juta ton pada 2023.

Sementara itu, kapasitas produksi LPG nasional masih tetap di kisaran 1,96 juta ton per tahun. Akibatnya, impor LPG masih sangat besar, yakni mencapai 6,9 juta ton pada 2024.

Adapun salah satu produsen LPG terbesar nasional yaitu PT Pertamina Gas (Pertagas). PT Pertamina Gas (Pertagas) sendiri didirikan pada 23 Februari 2007 dengan tujuan meningkatkan pasokan gas sebagai alternatif energi pengganti bahan bakar minyak.

Dalam hal bisnis LPG, Pertagas membentuk anak usaha, PT Perta-Samtan Gas, yang tujuannya untuk mendukung program pemerintah terkait konversi minyak tanah ke LPG.

Pertagas merupakan perusahaan yang bergerak dalam pembangunan infrastruktur energi terintegrasi, mulai dari regasifikasi gas, pemrosesan gas menjadi LPG, transportasi gas, termasuk pengoperasian pipa transmisi gas bumi, hingga pengelola pipa Bahan Bakar Minyak (BBM).

Kilang LPG yang dikelola anak usaha, PT Perta-Samtan Gas (PSG). PSG ini mengelola dua kilang utama, yaitu Kilang Ekstraksi di Prabumulih dan Kilang Fraksinasi di Sungai Gerong, Sumatera Selatan. Dengan desain kapasitas pengolahan gas bumi sebesar 250 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD), PSG mampu memproduksi sekitar 710 metrik ton LPG dan 2.200 barel kondensat per hari.

Produksi LPG dari pabrik Perta-Samtan Gas ini disalurkan melalui PT Pertamina Patra Niaga untuk kebutuhan domestik dengan rute distribusi dari Depot LPG Pulau Layang (Sungai Gerong) dan Jetty 01 RU III menggunakan kapal ke wilayah Pontianak dan Bangka.

Berdasarkan laporan tahunan Pertagas 2024, perusahaan memproses 163.730 ton pada 2024, meningkat dari 2023 yang tercatat sebesar 160.423 ton.

(dpu/dpu)
[Gambas:Video CNBC]

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |