Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Komunikasi PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Emilia Bassar mengakui bahwa program hilirisasi menjadi langkah strategis untuk memperkuat fondasi ekono nasional. Pasalnya lewat hilirisasi Indonesia ke depan tidak lagi bergantung pada ekspor bahan mentah yang dapat membawa risiko struktural mulai dari fluktuasi harga komoditas global.
"Kita bisa melihat bahwa program ini selain relevan, juga sifatnya krusial untuk mengatasi tantangan terhadap ketergantungan ekspor bahan mentah, lalu kebutuhan akan transisi energi termasuk di dalamnya adalah ketegangan geopol yang mempengaruhi rantai pasok dunia," ujar Emilia pada acara Mining Zone Special Dialogue CNBC Indonesia, Kamis (10/07/2025).
Selain itu hilirisasi ujar Emilia juga dapat menciptakan multiplier efek yang sangat besar, mulai dari peningkatkan nilai tambah produk hingga penyerapan tenaga kerja. Di IMIP, terkait tenaga kerja sendiri sejauh ini sudah mampu menyerap lebih dari 85.600 pekerja.
Oleh sebab itu, tidak heran jika pemerintah terus menggenjot program hilirisasi.
"Paling kelihatan ini adalah penyerapan tenaga kerja lokal Indonesia. Jadi pekerja kami di industri kawasan IMIP itu lebih dari 85.600 pekerja Indonesia. Sebagian besar dari sulawesi dan beberapa daerah. Itu belum termasuk kontraktor sekitar 27 ribu yang mereka bekerja di sekitar 500 perusahaan kontraktor lokal dan itu jumlah besar," terangnya.
Untuk peningkatan kapasitas dari sisi SDM, IMIP juga telah mendirikan sekolah dasar hingga vokasi dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Para siswa pun diharapkan ke depan bisa memberikan sumbangsih dalam mendorong IMPI ke depan.
"Kami juga kerja sama dengan Kemenperin membangun politeknik industri logam morowali. Hampir 100% penyerapan alumni bekerja di kawasan IMPI," terangnya.
(dpu/dpu)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gegara Hilirisasi, RI Ketiban Durian Runtuh Sampai Rp 486,56 Triliun