Daftar Perusahaan Bersih Utang: Tak Punya Kredit Bank Hingga Obligasi

1 hour ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan yang tidak memiliki utang atau memiliki tingkat utang yang sangat rendah, khususnya utang bank dan obligasi, umumnya dipandang lebih menarik oleh investor.

Hal ini disebabkan oleh beberapa pertimbangan terkait stabilitas keuangan dan manajemen risiko perusahaan, terutama terhadap perubahan kondisi makroekonomi seperti kenaikan suku bunga.

Pertama, kenaikan suku bunga akan meningkatkan biaya pendanaan bagi perusahaan yang memiliki utang berbunga. Perusahaan dengan beban utang tinggi berisiko mengalami tekanan pada arus kas karena kenaikan pembayaran bunga, yang pada akhirnya dapat menurunkan profitabilitas. Sebaliknya, perusahaan dengan sedikit atau tanpa utang tidak terpengaruh oleh fluktuasi suku bunga, sehingga kondisi keuangannya relatif lebih stabil.

Kedua, rendahnya tingkat utang mencerminkan tingkat risiko finansial yang lebih rendah. Investor cenderung menilai perusahaan dengan struktur permodalan konservatif sebagai entitas yang memiliki ketahanan lebih baik dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi. Risiko gagal bayar pun menjadi lebih kecil, sehingga meningkatkan persepsi keamanan investasi.

Ketiga, perusahaan tanpa beban utang memiliki fleksibilitas operasional dan strategis yang lebih besar. Tanpa kewajiban pembayaran bunga maupun pokok, perusahaan dapat mengalokasikan lebih banyak sumber daya untuk ekspansi, inovasi, atau penguatan posisi pasar. Fleksibilitas ini menjadi nilai tambah yang dihargai oleh investor jangka panjang.

Dengan demikian, minimnya utang terutama utang bank dan obligasi sering dianggap sebagai sinyal positif yang mengindikasikan kesehatan keuangan, kemampuan bertahan dalam kondisi suku bunga tinggi, serta potensi pertumbuhan yang lebih stabil. Hal inilah yang menjadikan perusahaan tanpa utang lebih menarik dalam perspektif investasi.

1. SIDO

Emiten yang terkenal dengan produk Tolak Angin, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk tercatat tidak memiliki utang bank dan obligasi sama sekali.

Meskipun tidak memiliki utang bank dan obligasi, berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2025 memiliki hutang jangka pendek yang berasal dari pihak ketiga dan berelasi hingga hutang pajak, jika di total hutang jangka pendek SIDO berada di Rp290,09 miliar. Sementara total hutang jangka panjang yang berasal dari imbalan kerja karyawan dan tangguhan berjumlah Rp40,05 miliar. Sehingga total hutang SIDO mencapai Rp330,15 miliar per 30 September 2025.

SIDO juga memiliki kas positif, dimana kas dan setara kas akhir periode September 2025 mencapai Rp770,81 miliar.

2. ACES

PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk (ACES), emiten yang menjual barang perlengkapan rumah tangga ini juga tidak punya utang bank dan obligasi.

Namun, meskipun tidak memiliki utang bank dan obligasi, berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2025 memiliki hutang jangka pendek yang berasal dari pihak ketiga dan berelasi hingga hutang pajak, jika di total hutang jangka pendek mencapai Rp619,14 miliar. Begitu juga hutang jangka panjang mencapai Rp1,09 triliun, sehingga total hutang ACES per 30 September 2025 mencapai Rp1,71 triliun.

ACES juga memiliki kas jumbo mencapai Rp1,82 triliun per 30 September 2025, untuk memenuhi kegiatan operasionalnya.

3. RALS

Emiten department store, PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) juga tercatat tidak memiliki utang, baik itu dari bank maupun obligasi.

Namun, meskipun tidak memiliki utang bank dan obligasi, berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2025 memiliki hutang jangka pendek yang berasal dari pihak ketiga dan berelasi hingga hutang pajak, jika di total hutang jangka pendek mencapai Rp534,94 miliar. Begitu juga hutang jangka panjang mencapai Rp432,29 miliar, sehingga total hutang RALS per 30 September 2025 mencapai Rp967,24 miliar.

RALS memiliki arus kas yang cukup baik, bahkan kas dan setara kas akhir periode September 2025 mencapai Rp881,56 miliar.

4. MERK

Perusahaan farmasi, PT Merck Tbk (MERK) juga tercatat tidak punya utang bank dan obligasi.

Namun, meskipun tidak memiliki utang bank dan obligasi, berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2025 memiliki hutang jangka pendek yang berasal dari pihak ketiga dan berelasi hingga hutang pajak, jika di total hutang jangka pendek mencapai Rp112,38 miliar. Begitu juga hutang jangka panjang mencapai Rp42,33 miliar, sehingga total hutang MERK per 30 September 2025 mencapai Rp154,71 miliar.

Untuk bertahan perusahaan memiliki kas dan setara kas akhir periode senilai Rp171,79 miliar per September 2025.

5. BAYU

Terakhir, ada emiten yang memiliki bisnis layanan travel, PT Bayu Buana Tbk (BAYU) tidak tercatat memiliki utang bank dan obligasi.

Meskipun tidak memiliki utang bank dan obligasi, berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2025 memiliki hutang jangka pendek yang berasal dari pihak ketiga hingga hutang pajak, jika di total hutang jangka pendek mencapai Rp324,66 miliar. Begitu juga hutang jangka panjang mencapai Rp33,97 miliar, sehingga total hutang BAYU per 30 September 2025 mencapai Rp358,63 miliar.

Sementara kas BAYU hingga akhir periode September 2025 mencapai Rp571,58 miliar.


Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |