REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Dewan Ekonomi Nasional (DEN) menyatakan bahwa pemberian bantuan sosial (bansos) yang digelontorkan pemerintah kepada masyarakat bukan sekadar pengeluaran, melainkan bentuk investasi untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan inklusif.
“Sering orang menyebut bansos sebagai biaya. Padahal, bansos itu adalah investasi. Investasi agar kita bisa memperoleh pertumbuhan masa depan, bahkan pertumbuhan saat ini sekaligus,” kata Anggota DEN, Arief Anshory Yusuf, dalam diskusi Double Check di Jakarta, Sabtu (28/6/2025).
Ia menyampaikan bahwa kebijakan bantuan sosial yang tengah dijalankan pemerintah telah sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo, dengan menitikberatkan kesejahteraan masyarakat sebagai prioritas utama.
Lebih lanjut, Arief mengatakan bahwa pemerintah terus menyiapkan kebijakan yang berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, seperti program makan bergizi gratis (MBG), deregulasi ekonomi, serta paket stimulus ekonomi pada kuartal II tahun ini.
Sementara itu, Direktur Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Febrio Kacaribu, menyampaikan bahwa dalam postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 yang mencapai Rp 3.621,3 triliun, pemerintah telah mengalokasikan anggaran perlindungan sosial (perlinsos) secara signifikan.
“Sebesar Rp 503,2 triliun atau 13,9 persen dari APBN dialokasikan untuk perlinsos, dan Rp 218,5 triliun atau sekitar enam persen untuk anggaran kesehatan,” ujar Febrio.
Ia menambahkan, pemerintah juga telah menyiapkan paket stimulus ekonomi kuartal II tahun ini dengan alokasi anggaran sebesar Rp 24,4 triliun.
Dalam rincian paket stimulus tersebut, pemerintah memberikan berbagai bentuk insentif, antara lain diskon transportasi berupa potongan harga tiket kereta dan kapal laut sebesar Rp 0,94 triliun, diskon tarif tol Rp 0,65 triliun, penebalan bansos sebesar Rp 11,93 triliun, bantuan subsidi upah (BSU) Rp 10,72 triliun, serta perpanjangan diskon iuran Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) sebesar Rp 0,2 triliun.
Febrio menegaskan bahwa melalui paket stimulus dan alokasi perlinsos tersebut, pemerintah berharap dapat menjaga momentum pertumbuhan ekonomi pada kuartal II, sekaligus meningkatkan daya beli masyarakat.
sumber : ANTARA