Dinkes Bandung Barat Masih Tunggu Hasil Uji Lab Keracunan Massal MBG

3 hours ago 1

Jakarta, CNN Indonesia --

Pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat, mengaku masih menunggu hasil uji laboratorium untuk memastikan penyebab keracunan massal usai konsumsi menu Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kecamtan Cipongkor dan Cihampelas pekan ini.

"Uji laboratorium berkoordinasi dengan labkesmas. Hasilnya biasanya lebih cepat selama lima hari," kata Plt Kepala Dinkes Bandung Barat, Lia N Sukandar, Jumat (26/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain sampel makanan, beberapa muntahan dari para pelajar yang alami keracunan juga tengah dilakukan uji labolatorium.

"Saat kejadian karena kami ada di lokasi kejadian jadi kami mengambil muntahan pasien sebanyak dua kantong," ujarnya.

Lia juga memastikan Dinkes Kabupaten Bandung Barat terus memantau kondisi para siswa yang terdampak dan memberikan penanganan medis secara intensif.

Korban keracunan makan bergizi gratis (MBG) di Kecamatan Cipongkor dan Cihampelas, Bandung Barat, Jawa Barat, mencapai lebih dari seribu orang, bahkan masih terus bertambah hingga Kamis (25/9) malam lalu.

Mengutip dari detikJabarper Kamis sore kemarin, jumlah korban keracunan MBG di dua kecamatan itu total sudah mencapai 1.333 orang. Total korban keracunan makanan itu terdiri atas klaster tiga dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) penyuplai MBG di daerah itu.

Diawali dari keracunan klaster SPPG Cijambu pada Senin (22/9/), sebanyak 411 anak keracunan sehingga Pemkab Bandung Barat menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) sehari kemudian.

Lalu, Rabu (24/9 ) terjadi kasus keracunan baru dari klaster SPPG Neglasari. Jumlah siswa yang keracunan sebanyak 730 anak. Pada  hari yang sama klaster ketiga terjadi dari SPPG Mekarmukti, Cihampelas dengan jumlah siswa keracunan sebanyak 192. Total korban keracunan MBG di Bandung Barat itu pun mencapai 1.333 orang.

Sejak dilaksanakan pada awal Januari lalu, program MBG terus mendapatkan sorotan karena temuan kasus dari mulai menu yang diduga gizinya tak sesuai, temuan hewan, busuk atau basi, hingga kasus keracunan yang terjadi beberapa waktu terakhir.

Semua permasalahan itu pun mendorong pemerintah agar menyetop dan mengevaluasi MBG.

Badan Gizi Nasional (BGN) mencatat setidaknya ada 4.711 orang mengalami kejadian luar biasa atau keracunan MBG.

Angka tersebut merupakan data total yang dicatat badan yang dimandatkan urus MBG per Senin (22/9).

Data itu diambil dari tiga pembagian wilayah di Indonesia. Rinciannya Wilayah I (Sumatra) mencapai 1.281 orang, Wilayah II (Jawa) mencapai 2.606 orang, dan Wilayah III (Kalimantan, Sulawesi, hingga Indonesia Timur) sebanyak 824 orang.

Namun, sepanjang pekan ini dugaan kasus keracunan MBG masih terjadi di beberapa daerah, termasuk di Bandung Barat.

Sementara itu, Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) yang juga berada dalam koalisi itu mencatat tren kasus keracunan MBG per 21 September 2025 yang mereka catat mencapai 6.425 kasus.

Jumlah itu mengalami peningkatan 1.092 kasus selama tujuh hari, di mana per 14 September 2025, JPPI mencatat ada 5360 kasus keracunan MBG sejak dilakukan pemerintah awal tahun ini.

Koordinator Nasional JPPI Ubaid Matraji dalam rilis pers pekan ini menyatakan dari data per 21 September yang mereka kumpulkan, jumlah kasus keracunan MBG terbanyak ada di Jabar sebanyak 2012, disusul DI Yogyakarta sebanyak 1.047.

(csr/kid)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |