Dukung Seni dan Budaya, Dedi Mulyadi Minta Kabupaten/Kota Bangun Desa Wisata Meniru Bali

4 hours ago 2

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG-- Gubernur Dedi Mulyadi memastikan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan mendukung penuh pelaku seni dan budaya. Bahkan, menurut Dedi, Pemprov Jabar rutin menggelar kegiatan Abdi Nagri Nganjang ka Warga edisi 29, untuk mendukung seni dan budaya di Plaza Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (7/11/2025).

Kegiatan itu pun, dirangkaikan dengan Kegiatan Bakti Negeri Pelaku Seni dan Budaya yang digagas Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK). "Ini adalah ikhtiar kami dan konsep layanan seperti ini, kami berlangsung seminggu dua kali keliling Jawa Barat dan sekarang hampir selesai, satu lagi Kota Cirebon," ujar Dedi.

Dalam Abdi Nagri Nganjang ka Warga, kata dia, selain memberikan layanan publik, turut dilakukan pagelaran seni. "Yang hadir rata-rata 30 ribu orang. Kemudian di situ, lahirlah ekonomi," katanya.

Selain itu, kata dia, dalam upaya mendukung seni dan budaya, juga telah dilakukan di kediamannya, Lembur Pakuan, Subang. Selama satu pekan, kunjungan wisata ke Lembur Pakuan sudah mencapai 30 ribu wisatawan. "Ada pagelaran seni segala macam di situ. UMKM hidup," katanya.

Oleh karena itu, Dedi menilai wisatawan sejatinya tidak sulit diciptakan asal dikemas dengan baik. Dedi pun, sudah meminta kepada kepala daerah di kabupaten/kota, untuk membuat satu desa wisata secara serius. "Satu desa saja. Tiap daerah yang ditata, membuat siklus ekonomi. Ini harapan kita, karena Jawa Barat memiliki dua kualitas. Ngeunah dahar, tibra he'es," katanya.

Selain itu, Dedi juga mendorong kabupaten/kota untuk mengubah konsep hotel maupun penginapan yang menonjolkan identitas daerah. Seperti Bali, kata dia, yang menonjolkan budayanya secara maksimal, sehingga menarik minat wisatawan untuk terus datang berulang.

"Saya sudah meminta kepada bupati/wali kota, karena hotel itu bukan kewenangan kita. Coba kita belajarlah dari Bali. Hotel-hotel itu berpakaian baju khas daerahnya masing-masing. Itu, menjadi hal yang wajib di hotel bintang," katanya.

Oleh karena itu, kata Dedi, hal tersebut dapat dicontoh oleh penginapan di daerah, salah satunya dengan menempatkan kacapi dan suling.

"Ini akan membangun sistem pariwisata, karena kebudayaan menurut saya ada empat hal. Nu kadeleu, nu kadenge, karasa, nu karampak. Kenapa orang ingat ke Bali terus? Karena di Bali ada gamelan yang tidak pernah berhenti, desain arsitektur beragam dan ada ratus yang dibakar," katanya.

Soal ratus atau buhur, maupun lebih dikenal kemenyan, masih menjadi kontroversi. Padahal kata dia, di Makkah pun ada kemenyan yang dibakar. Ratus atau kemenyan ini kata Dedi, tidak ada kaitan dengan hal mistis. Melainkan wewangian yang menenangkan juga bagian dari budaya.

"Jadi kalau di Gedung Sate bakar kemenyan, bukan ngundang jurig. Kemenyan pun pilihan, yang terbaik itu ada di Sumatera Utara dari pohonnya langsung, warnanya putih. Makanya kata orang Sunda, kalau hidup bahagia itu begini kalimatnya, Asa Karagragan Menyan Bodas," katanya.

Ini dilakukan, kata dia, bagian dari upaya Pemprov Jabar dalam menguatkan seni dan budaya Sunda. Tidak hanya itu, pihaknya juga akan menguatkan budaya dengan membuat gapura dan pagar yang khas.

Tujuannya, kata dia, tak lain untuk meningkatkan pariwisata, sekaligus menjawab keluhan dari pelaku pariwisata terkait larangan study tour di sekolah, yang dianggap membunuh pariwisata. Padahal, saat ini pariwisata Jabar menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) justru mengalami peningkatan tajam.

Konsep wisata, kata dia, harus membawa wisatawan masuk ke Jabar, justru bukan ke luar, seperti yang diinginkan oleh pelaku pariwisata.

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |