8 hours ago
2
Kerabat menunjukkan jenazah bayi berusia tiga bulan, Fadi al-Najjar dari Khan Younis, meninggal dunia akibat kelaparan buatan Israel di Jalur Gaza, Sabtu (19/7/2025).
REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV— Mantan Kepala Staf Umum Militer Israel, Israel Moshe Yaalon menegaskan pada Senin (21/7/2027) bahwa evakuasi paksa warga Palestina dari Gaza, penghancuran rumah-rumah mereka, dan membuat mereka kelaparan adalah bentuk kejahatan perang.
Pernyataannya itu disampaikan dalam sebuah pesan di X, yang ditujukan kepada para elite keamanan Israel, Kepala Staf Umum Pertahanan Israel, Eyal Zamir, Direktur Mossad David Barnea, dan wakil kepala badan keamanan dalam negeri Shin Bet yang tidak disebutkan namanya, yang hanya disebut sebagai "S".
"Mengevakuasi semua penduduk dari rumah mereka tanpa pandang bulu, menghancurkan rumah-rumah secara sistematis, dan memusatkan mereka ke dalam sebuah area kecil yang disebut sebagai 'kota kemanusiaan' untuk tujuan deportasi sukarela, adalah serangkaian kejahatan perang di bawah hukum internasional," ujar Yaalon dilansir Anadolu, Rabu (23/7/2025),
Pesannya muncul sehari setelah militer Israel mengeluarkan perintah evakuasi baru untuk wilayah yang luas di utara dan selatan Gaza.
Israel memperingatkan siapa pun yang tidak mematuhi perintah tersebut akan menjadi sasaran.
Perintah tersebut memicu gelombang pengungsian warga Palestina lainnya, yang terus berlanjut dalam semalam.
Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, baru-baru ini mengumumkan sebuah rencana untuk membangun sebuah kamp yang disebutnya sebagai kota kemanusiaan.
BACA JUGA: Indonesia Kutuk Serangan Israel ke Gereja Keluarga Kudus di Gaza
Kota ini tak lain adalah area yang terdiri dari tenda-tenda yang dibangun di atas reruntuhan Rafah di Gaza selatan.
Rencana tersebut akan membuat 600 ribu warga Palestina direlokasi ke sana pada tahap pertama, dengan pemeriksaan keamanan yang ketat dan tidak ada izin untuk pergi setelahnya.
