Eksodus Jutawan: Ini Deretan Negara Incaran Crazy Rich Dunia

4 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Negara dengan pajak rendah, kualitas hidup tinggi, dan kondisi politik stabil tentunya menarik orang-orang kaya untuk menetap atau menanam investasi.

High net worth individuals (HWNI) atau individu dengan kekayaan tinggi biasanya lebih memilih berinvestasi daripada konsumsi. Mereka juga tak ragu menanamkan modal di berbagai instrumen keuangan baik dalam atau negeri.

Dari sini, para negara pilihan jutawan dapat menikmati manfaat dari peningkatan investasi hingga penciptaan lapangan kerja.

Masuknya individu kaya tidak hanya akan berdampak pada sektor ekonomi, tetapi juga membawa manfaat jangka panjang bagi pembangunan dan daya saing nasional. Dengan bertumbuhnya investasi, maka juga akan mendorong transfer pengetahuan dan teknologi melalui kolaborasi bisnis dan investasi di sektor-sektor strategis.

Sebagai catatan, Istilah HWNI merujuk pada individu dengan kekayaan likuid yang dapat diinvestasikan sebesar US$ $1 juta atau lebih.

Data dari Henley & Partners memetakan proyeksi arus masuk dan keluar HWNI pada tahun 2025 di 60 negara serta total kekayaan yang dimiliki, dan pertumbuhan jumlah jutawan di setiap negara selama dekade terakhir.

Sebagian besar negara dengan pertumbuhan pesat merupakan destinasi populer tempat tinggal bagi jutawan, seperti Montenegro, Uni Emirat Arab, Malta, Amerika Serikat, dan Kosta Rika, atau pusat teknologi pasar berkembang seperti China, India, dan Taiwan.

Pemenang Teratas pada Tahun 2025

Uni Emirat Arab memimpin dengan penambahan bersih 9.800 jutawan, memperkuat daya tariknya melalui pajak rendah, penawaran gaya hidup mewah, dan keterbukaan ekonomi.

Mendukung hal ini, laporan harga properti perumahan di United Arab Emirates menunjukkan terdapat peningkatan harga jual property di Abu Dhabi dan Dubai.

Pada Februari 2025, Indeks Harga Penjualan Properti Hunian Abu Dhabi naik 1,26% (1,20 poin), menjadi 95,89, dengan kenaikan tahunan (yoy) mencapai 12,34%. Sedangkan Indeks Harga Penjualan Properti Hunian Dubai naik 1,62% (2,15 poin), menjadi 135,58 dengan kenaikan yoy mencapai 17,51%.

Amerika Serikat menempati peringkat kedua, dengan penambahan 7.500 jutawan. Selain itu, negara Eropa Selatan seperti Italia dan Portugal juga menonjol, menarik HNWIs melalui program "visa emas".

Program visa emas Portugal menawarkan kemudahan untuk mendapatkan status tinggal dan kewarganegaraan melalui investasi yang memenuhi syarat dalam dana, penelitian, atau proyek budaya.

Di sisi lain, Inggris memimpin daftar arus keluar bersih, dengan 16.500 jutawan diperkirakan akan meninggalkan negara tersebut pada 2025. Angka ini hampir dua kali lipat dari arus keluar dari China, yang menempati peringkat kedua dengan kerugian bersih 7.800 HNWIs.

Untuk pertama kalinya dalam sepuluh tahun, negara Eropa memimpin dunia dalam arus keluar jutawan. Alasan eksodus HNWIs dari Inggris termasuk kenaikan pajak capital gains dan warisan, serta penurunan kepercayaan ekonomi.

Di Mana Posisi Indonesia?

Terdapat fenomena sebagian orang kaya yang memilih memindahkan sebagian kekayaannya ke luar negeri. Indonesia berada di peringkat 47 dalam daftar, mencatatkan arus keluar HWNI sebanyak 250. Ketidakpastian pasar keuangan akibat gejolak geopolitik juga permasalahan ekonomi dan politik dalam negeri menjadi pemicu pergerakan ini.

Menurut Bloomberg, orang-orang kaya Indonesia mulai mentransfer ratusan juta dolar ke luar negeri sejak akhir tahun lalu.

Orang-orang ini memindahkan aset ke emas, real estat, dan mata uang kripto sebagai sarana yang memungkinkan transfer rahasia dalam jumlah besar. Seorang bankir swasta mencatat bahwa beberapa klien Indonesia dengan kekayaan bersih antara US$100 juta dan US$400 juta telah mengalihkan hingga 10% portofolio mereka ke kripto sejak Oktober.

Sebuah perusahaan keuangan mengungkapkan telah memindahkan sekitar US$50 juta uang klien Indonesia ke Dubai dan Abu Dhabi, terutama untuk membeli properti perumahan dan komersial atas nama kerabat dan teman, bagian dari upaya untuk menghindari deteksi.

Beberapa klien bahkan telah mendapatkan visa kerja di Dubai, yang memungkinkan mereka untuk mendirikan perusahaan cangkang untuk transaksi properti dengan nama perusahaan.

CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]

(mae/mae)

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |