Jakarta, CNBC Indonesia - Saham Tesla melonjak lebih dari 22% sepanjang Mei 2025, yang menandai kebangkitan besar meski perusahaan masih menghadapi tekanan akibat penurunan penjualan di pasar utama seperti China dan Eropa.
Kembalinya fokus Elon Musk ke bisnis menjadi pemicu utama lonjakan tersebut, setelah sang CEO mengumumkan akan mengurangi aktivitas politiknya di era pemerintahan Trump.
Mengutip CNBC Internasional, kinerja saham Tesla selama 2025 masih belum pulih sepenuhnya, turun sekitar 14% year-to-date, namun pemulihan tajam pada Mei menjadi angin segar bagi para investor.
Tesla berhasil mencatatkan kinerja lebih baik dibanding Apple yang anjlok 19% sejak awal tahun, dan menjadikannya yang terburuk di antara saham teknologi raksasa.
Terbangnya saham Tesla terjadi bersamaan dengan pengumuman mantan Presiden AS, Donald Trump, yang mengakhiri penugasan Musk sebagai "pegawai pemerintah khusus" di Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE).
"Ini adalah hari terakhirnya, tapi sejatinya tidak, karena Elon akan selalu bersama kami," kata Trump di platform Truth Social, dikutip Senin (2/6/2025).
"Elon luar biasa!" imbuh Trump.
Musk menyampaikan bahwa ia akan kembali fokus pada Tesla dan perusahaannya, termasuk SpaceX, xAI, dan platform X.
Meski akan tetap menjadi penasihat Trump, Musk mengatakan hanya akan menyisihkan sehari atau dua hari dalam seminggu untuk urusan pemerintahan hingga akhir masa jabatan.
"Saya berharap untuk tetap menjadi teman dan penasihat, dan tentu saja, jika ada sesuatu yang presiden ingin saya lakukan, saya siap melayani presiden," kata CEO Tesla itu dalam sebuah acara pers di Oval Office.
Bloomberg melaporkan Tesla akan meluncurkan layanan robotaxi di Austin, Texas, pada 12 Juni 2025, menggunakan armada Model Y dengan teknologi Full Self Driving terbaru. Jika terlaksana, ini akan menjadi tonggak penting setelah bertahun-tahun janji Musk tentang kendaraan tanpa sopir.
Selain itu, Tesla diuntungkan dari posisinya yang kuat secara domestik. Dengan dua pabrik besar di AS, Fremont dan Austin, Tesla lebih siap menghadapi dampak tarif perdagangan dibanding pesaingnya. Proporsi komponen buatan Amerika yang tinggi juga menjadi keunggulan dalam iklim geopolitik yang menantang.
Namun, tekanan terhadap manajemen tetap ada. Sejumlah pemimpin dana pensiun AS menuntut dewan direksi Tesla agar mengendalikan waktu kerja Musk, bahkan meminta kewajiban minimum 40 jam per minggu untuk menyelamatkan Tesla dari apa yang mereka sebut sebagai krisis.
(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Bisnis Cloud Laris Manis Era Digital, ELIT Incar Pasar Malaysia
Next Article Video: Gagal Uji Coba Ketujuh, Roket SpaceX Starship Elon Musk Meledak