Elon Musk Terpuruk, Saham Tesla Terjun Bebas

8 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham Tesla anjlok hampir 8% setelah CEO Elon Musk mengumumkan pembentukan 'Partai Amerika' untuk melawan Partai Republik. Langkah tersebut juga memicu keraguan investor terkait komitmen Musk untuk memperbaiki kinerja penjualan mobil listrik yang terus menurun.

Musk mengumumkan Partai Amerika pada akhir pekan lalu, setelah terlibat perseteruan publik dengan Presiden AS Donald Trump terkait potongan pajak dan anggaran tambahan.

Trump yang dulunya dekat dengan Musk menyebut langkah pembentukan Partai Amerika sebagai keputusan konyol.

Trump bahkan mengancam akan memangkas subsidi miliaran dolar AS yang diterima perusahaan Musk selama ini. Sebelumnya, perseteruan Trump dan Musk pada awal Juni lalu langsung memangkas nilai pasar Tesla hingga US$150 miliar.

Keputusan politik Musk terbaru muncul beberapa hari setelah Tesla melaporkan kinerja yang ambruk pada 2 kuartal berturut-turut di 2025.

Saham Tesla sudah anjlok 35% sejak rekor tertingginya pada Desember 2024 silam. Tesla adalah salah satu di antara perusahaan 'Magnificent Seven' yang kinerjanya paling kacau sepanjang 2025.

"Saya dan investor Tesla lainnya lebih memilih tak terlibat urusan politik. Makin cepat gangguan ini disingkirkan dan Tesla kembalik ke bisnis yang sebenarnya, akan makin baik," kata penasihat Camelthorn Investments Shawn Campbell, yang memiliki saham Tesla, dikutip dari Reuters, Selasa (8/7/2025).

Untuk menghindari penurunan penjualan tahunan, Tesla harus menjual lebih dari 1 juta unit mobil listrik pada semester kedua 2025. Target tersebut cukup sulit dicapai di tengah ketidakpastian ekonomi karena perang tarif dan sikap politik Musk yang memicu kontroversi.

Jika saham Tesla terus-menerus anjlok, perusahaan diprediksi akan kehilangan nilai pasar lebih dari US$80 miliar.

Langkah terbaru Musk menimbulkan pertanyaan terkait sikap dewan direksi Tesla. Ketua dewan direksi, Robyn Denholm, pada Mei 2025 membantah laporan Wall Street Journal yang mengatakan bahwa anggota dewan direksi tengah mencari CEO baru untuk menggantikan Musk.

Perusahaan investasi Azoria Partners telah menunda pencatatan dana yang diperdagangkan di bursa Tesla, dengan CEO James Fishback meminta dewan direksi untuk mengevaluasi apakah keterlibatan politik Musk sesuai dengan kewajibannya kepada Tesla sebagai CEO.

Dewan direksi Tesla menuai kritik tajam karena dinilai gagal mengawasi CEO-nya yang kerap menuai kontroversi. Dewan direksi Tesla juga menghadapi dilema dalam mengelola Musk yang juga sibuk mengurus 5 perusahaan lain dan ambisi politknya.

"Inilah salah satu fungsi dewan direksi, yakni menyingkirkan CEO jika ia menolak untuk membatasi kegiatan semacam ini," kata Ann Lipton, seorang profesor di Fakultas Hukum Universitas Colorado dan seorang pakar hukum bisnis.

Saham perusahaan dan masa depannya dianggap terkait erat dengan Musk. Ia adalah pemegang saham tunggal terbesar Tesla, menurut data LSEG.

Sahamnya idealnya tidak akan memengaruhi kemampuan dewan direksi untuk mencari pengganti potensial karena dewan direksi dapat memilih untuk mencopot dan menunjuk CEO tanpa harus memberikan suara pemegang saham, kata Xu Jiang, seorang profesor administrasi bisnis di Sekolah Bisnis Fuqua, Universitas Duke.

Namun, langkah seperti itu sangat tidak mungkin dilakukan mengingat dewan direksi sering membela Musk.


(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Elon Musk Comeback, Tesla Langsung Keluar dari Dasar Jurang

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |