loading...
Fishborne Diagram adalah teknik pemecahan masalah yang bisa dipakai untuk mencegah kegagalan sejak dini. Foto/6Sigma
JAKARTA - Dalam kehidupan, baik di kampus, organisasi, atau dunia kerja, pasti kita sering menghadapi tantangan dan masalah. Agar tidak semakin membesar dan menimbulkan kegagalan, kita perlu cara berpikir yang terstruktur serta teknik pemecahan masalah yang tepat.
Salah satu metode yang dapat kamu gunakan adalah Fishbone Diagram atau yang dikenal dengan diagram tulang ikan.
Dengan Fishbone Diagram, kita bisa mencari tahu penyebab masalah lebih awal sebelum menjadi suatu kegagalan. Langkah preventif ini dilakukan berdasarkan analisis matang dan lebih efektif.
Mengenal Fishbone Diagram
Fishbone Diagram merupakan alat bantu untuk menganalisis penyebab-penyebab dari suatu masalah, dalam bentuk diagram visual. Tujuan dari penggunaanya adalah untuk mengidentifikasi asal mula suatu masalah, sehingga kita bisa mencegah atau memperbaikinya sebelum masalah tersebut berkembang menjadi lebih besar.
Dikutip dari Journal of Medical Case Reports yang berjudul Using An Ishikawa Diagram As A Tool To Assist Memory And Retrieval Of Relevant Medical Cases From The Medical Literature karya Kam Cheong Wong, diagram ini pertama kali diperkenalkan oleh Kaoru Ishikawa, seorang ahli manajemen kualitas asal Jepang.
Foto: Toolshero
Kemudian, Fishbone Diagram juga dikenal dengan sebutan Ishikawa Diagram. Disebut fishbone karena bentuk diagram ini menyerupai tulang ikan. Ada kepala ikan berupa masalah utama, sedangkan cabang-cabang tulang belakang mewakili faktor-faktor yang menjadi pemicu masalah tersebut.
Cara Membuat Fishbone Diagram
Kamu bisa menggunakan Fishbone Diagram dengan beberapa langkah berikut, yang akan membantu mengenali sumber masalah lebih mudah dan efektif.
1. Tentukan Masalah Utama
Langkah pertama adalah menentukan masalah utama yang ingin diselesaikan. Tuliskan masalah ini di bagian kepala diagram, misalnya sering terlambat mengirim tugas atau tugas kelompok sering tidak selesai tepat waktu.
Foto: Pexels
2. Kategorikan Faktor Utama Masalah
Selanjutnya, buat cabang-cabang utama atau tulangnya yang mewakili kategori umum dari kemungkinan penyebab masalah. Faktor utama ini biasanya mencakup elemen seperti manusia, metode (cara kerja), material (bahan atau alat), mesin (teknologi), dan lingkungan.
Selain hal tersebut, kategori ini dapat kamu sesuaikan lagi dan cabangnya tak terbatas.
3. Rincikan Penyebab Spesifik dari Setiap Faktor
Dari setiap cabang utama tadi, buat subcabang yang lebih spesifik. Misalnya, pada faktor manusia, kamu bisa menambahkan penyebab spesifik di bawahnya, seperti kurangnya disiplin atau motivasi rendah.
Begitu juga dengan faktor lainnya. Pastikan kamu menggali sedalam mungkin hingga menemukan sumber masalah dari setiap faktor.
4. Analisis dan Temukan Solusi
Setelah diagram selesai, lakukan analisis latar belakang yang paling mungkin menjadi akar masalah dan tentukan langkah-langkah yang perlu diambil untuk memperbaikinya. Di sini, kamu harus memprioritaskan sumber masalah yang memiliki dampak terbesar terhadap masalah utama.
Kalau kamu masih bingung memprioritaskannya, gunakan teknik "5 Whys". Ajukan pertanyaan "mengapa?" berulang sebanyak lima kali.
Foto: YouTube Velaction Videos
Fishbone Diagram cocok digunakan untuk berbagai situasi saat kamu perlu mengidentifikasi alasan utama dari timbulnya suatu masalah yang rumit, termasuk akademis, organisasi, maupun dunia kerja. Dengan diagram ini, kita bisa memetakan pusat suatu masalah dengan lebih terstruktur, sehingga solusi yang diambil lebih tepat sasaran dan kegagalan bisa dicegah sejak awal.
Afniar Risma Nurhidayah
Kontributor GenSINDO
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Instagram: @afniarrsma_
(ita)