Gegara Gaza, Investor Rp 1.850 T Ini Cabut dari Firma Terkait Israel

6 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Dana pensiun terbesar Norwegia, KLP, telah mengambil langkah signifikan dengan melepas investasinya dari dua perusahaan internasional yang dituding memasok peralatan kepada militer Israel. Keputusan ini, yang diumumkan pada Senin (30/06/2025), menyoroti kekhawatiran yang berkembang mengenai potensi keterlibatan perusahaan dalam pelanggaran hak asasi manusia dan hukum humaniter internasional.

Mengutip Al Jazeera, perusahaan-perusahaan yang divestasi adalah Oshkosh Corporation yang berbasis di Amerika Serikat dan perusahaan industri Jerman, ThyssenKrupp. KLP, yang mengatur aset sebesar US$ 114 miliar (Rp 1.850 triliun) menyatakan bahwa keputusan ini diambil setelah analisis mendalam berdasarkan laporan PBB yang mengindikasikan bahwa peralatan dari kedua perusahaan tersebut kemungkinan besar digunakan dalam konflik di Gaza.


Menurut KLP, penjualan peralatan militer kepada Israel oleh kedua perusahaan tersebut bertentangan dengan pedoman investasi yang bertanggung jawab. Dana pensiun tersebut menekankan komitmennya untuk memastikan bahwa investasinya tidak berkontribusi pada situasi di mana hak asasi manusia fundamental dilanggar.

"Perusahaan memiliki tugas independen untuk melakukan uji tuntas yang diperlukan guna menghindari keterlibatan dalam pelanggaran hak asasi manusia fundamental dan hukum humaniter," kata Kepala Investasi di KLP Kapitalforvaltning, Kiran Aziz.

"Kedua perusahaan tersebut gagal mendokumentasikan uji tuntas yang diperlukan sehubungan dengan potensi keterlibatan mereka dalam pelanggaran hukum humaniter."

Sebelum divestasi ini, KLP memiliki investasi senilai sekitar US$ 1,8 juta (Rp 28,8 miliar) di Oshkosh dan hampir US$ 1 juta (setara dengan Rp 16 miliar) di ThyssenKrupp. Angka ini mencerminkan komitmen finansial yang signifikan yang kini telah ditarik sebagai bentuk protes.


Oshkosh Corporation secara terbuka mengkonfirmasi bahwa mereka menjual kendaraan dan suku cadang kepada tentara Israel untuk digunakan di Gaza. Pengakuan ini menambah bobot pada keputusan KLP dan menguatkan klaim mengenai keterlibatan perusahaan dalam pasokan militer tersebut.


Sementara itu, ThyssenKrupp juga mengakui adanya hubungan jangka panjang dengan militer Israel. Perusahaan tersebut telah mengirimkan empat kapal perang Sa'ar 6 dan memiliki rencana untuk mengirimkan kapal selam tambahan, menunjukkan keterlibatan yang berkelanjutan dalam sektor pertahanan Israel.


Langkah ini bukanlah yang pertama bagi KLP dalam hal divestasi yang didasari oleh isu hak asasi manusia. Pada tahun 2021, KLP juga melepas investasinya dari 16 perusahaan. Di antara perusahaan-perusahaan tersebut termasuk raksasa telekomunikasi Motorola, yang terbukti terkait dengan permukiman ilegal Israel di Tepi Barat yang diduduki.


Pada tahun yang sama, KLP juga mengambil tindakan divestasi terhadap Adani Ports, sebuah perusahaan yang memiliki hubungan dengan pemerintah militer Myanmar. Keputusan ini menunjukkan pola konsisten dari KLP dalam meninjau dan menarik investasinya dari entitas yang terlibat dalam kontroversi hak asasi manusia.


Musim panas lalu, KLP juga telah mendivestasi perusahaan AS Caterpillar. Keputusan ini diambil karena buldoser buatan Caterpillar digunakan dalam penghancuran rumah dan infrastruktur Palestina, yang menimbulkan kekhawatiran serius mengenai dampaknya terhadap penduduk sipil.


(tps/tps)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Israel Tembak Roket ke Lebanon, Delapan Orang Tewas

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |