Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (tengah).
REPUBLIKA.CO.ID, PONOROGO -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan Grebeg Tutup Suro bukan sekadar atraksi budaya, tapi juga menjadi ruang konsolidasi sosial dan promosi wisata yang sangat luar biasa.
"Grebeg Suro bukan sekadar atraksi budaya, tapi juga menjadi ruang konsolidasi sosial dan promosi wisata yang sangat luar biasa," kata Khofifah Indar Parawansa saat menghadiri kirab budaya Grebeg Tutup Suro Bantarangin yang digelar di Monumen Bantarangin, Ponorogo, Sabtu, (26/7) malam.
Khofifah mengatakan, kegiatan Grebeg Tutup Suro menjadi simbol penting dalam menjaga warisan budaya dan memperkuat jati diri daerah.
Ia juga mengapresiasi peran masyarakat dan Pemkab Ponorogo dalam merawat tradisi leluhur.
Kepala Biro Administrasi Pimpinan Pemprov Jawa Timur, Pulung Chausar, Minggu mengatakan, kehadiran Kehadiran orang nomor satu di Jatim ini sekaligus menandai dimulainya prosesi kirab budaya sebagai rangkaian peringatan 1 Suro dalam kalender Jawa.
Kirab dimulai dari kawasan Monumen Bantarangin menuju kompleks Aloon-Aloon Ponorogo dengan iringan pasukan pembawa pusaka serta kelompok seni tradisional.
Dalam kirab tersebut, turut dibawa sejumlah benda pusaka seperti tombak dan panji lambang Bantarangin yang diyakini sebagai simbol kejayaan masa lampau Ponorogo.
Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko yang turut mendampingi mengatakan bahwa Grebeg Tutup Suro merupakan bentuk penghormatan kepada leluhur sekaligus wujud syukur atas keberkahan dan keselamatan.
Selain kirab budaya, rangkaian Grebeg Suro juga diisi dengan berbagai agenda seni tradisional seperti Reog Nasional, pagelaran wayang kulit, hingga doa lintas agama.
Pemerintah Kabupaten Ponorogo berharap momentum ini dapat mendorong sektor ekonomi kreatif dan pariwisata berbasis budaya di daerah tersebut.
sumber : Antara