Jakarta, CNN Indonesia --
Taylor Swift sadar betul para penggemarnya sudah kelaparan soal Reputation (Taylor's Version) yang sudah sangat diharapkan segera dirilis.
Namun dengan pengumuman Swift sudah resmi membeli master enam album lamanya, membuat nasib album re-recording reputation (2017) menjadi pertanyaan di benak fans alias Swifties.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pernyataan di laman resmi, Sabtu (31/5) waktu Indonesia, Swift jujur mengatakan album rekam ulang tersebut cukup sulit untuk dilakukan karena faktor emosional.
"Saya tahu, saya tahu. Bagaimana soal Rep TV? Jujur saja, saya bahkan belum merekam ulang seperempatnya. Album Reputation sangat spesifik untuk masa itu dalam hidup saya, dan saya terus menemui titik buntu ketika mencoba membuat ulang album itu," kata Swift.
Menurut Swift, tantangan tersebut datang dari hambatannya merasakan kembali emosi dirinya saat berada di momen terendah dalam hidupnya kala itu, mulai dari rasa putus asa tapi masih tersisa harapan, marah, geram, hingga keinginan untuk bisa dimengerti orang lain.
"Sejujurnya, ini adalah satu-satunya album dari 6 album pertama yang menurut saya tidak dapat diperbaiki dengan membuatnya ulang," papar Swift.
"Bukan musik, foto, atau video. Jadi saya terus menundanya. Akan ada saatnya (jika kalian menyukai ide itu) untuk merilis lagu-lagu Vault yang belum dirilis dari album tersebut," lanjutnya.
Taylor Swift mengatakan dirinya sebenarnya sudah rampung merekam ulang album pertamanya, Taylor Swift (2006), dan ia menyukai hasil rekaman ulang tersebut. Namun ia tampaknya memilih untuk tetap menyimpannya hingga waktunya tiba.
"Kedua album itu [album re-recording debut dan Rep TV] masih bisa memiliki momen untuk muncul kembali jika waktunya tepat, bila itu adalah sesuatu yang membuat kalian semua bersemangat," kata Taylor Swift.
"Namun bila itu terjadi, itu tidak akan terjadi karena kesedihan dan kerinduan atas apa yang saya harapkan. Itu hanya akan menjadi perayaan."
Proyek rekam ulang enam album lawas Taylor Swift ini menjadi aksi 'balas dendam' musisi tersebut setelah master enam album pertamanya ikut dijual Big Machine Records ke Scooter Braun.
Seperti pada album rerecording yang sudah dirilis sebelumnya, Reputation (Taylor's Version) mestinya juga akan memiliki lagu-lagu yang belum pernah dirilis alias vault track dalam versi reputation (2017).
Saat berbincang dengan Time Magazine untuk Person of the Year 2023, Taylor menyebut lagu vault track untuk Reputation (Taylor's Version) akan "hebat".
Dengan pembelian master enam album pertama ini, Taylor Swift kini resmi memiliki hak penuh atas enam album lama, empat album re-recording, dan lima album teranyar.
Enam album lama tersebut adalah Taylor Swift (2006), Fearless (2008), Speak Now (2010), Red (2012), 1989 (2014), reputation (2017).
Sementara empat album re-recording tersebut adalah Fearless (Taylor's Version) pada 2021, Red (Taylor's Version) pada 2021, Speak Now (Taylor's Version) pada 2023, dan 1989 (Taylor's Version) pada 2023.
Sedangkan lima album anyar Taylor Swift yang masternya sudah sejak awal ia miliki adalah Lover (2019), folklore (2020), evermore (2020), Midnights (2022), dan The Tortured Poets Department (2024).
(end)