Jakarta, CNBC Indonesia - Harga bawang merah dan cabai merah melonjak di ratusan kabupaten/kota pada pekan ketiga November 2025. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat dua komoditas tersebut menjadi penyumbang tekanan harga terbesar karena kenaikan terjadi luas dan sebagian wilayah sudah berada di atas Harga Acuan Pemerintah (HAP).
Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, bawang merah menjadi komoditas dengan peningkatan paling signifikan. Berdasarkan data pemantauan, sebanyak 196 kabupaten/kota mengalami kenaikan Indeks Perubahan Harga (IPH) bawang merah, meningkat dari 176 wilayah di minggu lalu, dan 62 wilayah pada Oktober.
"Bawang merah yang menjadi highlight kami," kata Amalia dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Senin (24/11/2025).
Secara nasional, harga bawang merah rata-rata masih sedikit di bawah HAP, yaitu di bawah Rp41.500 per kilogram (kg). Namun ketimpangan harga sangat terlihat antarwilayah. Di Papua Barat, misalnya, harga tembus jauh di atas batas acuan.
"Seperti di Kabupaten Tambrauw 79,92% harganya di atas batas atas HAP dan harganya sekarang Rp74.667 per kg, dan perubahan IPH-nya masih tinggi, yaitu 47,43%," jelasnya.
Kenaikan juga terjadi pada cabai merah. Jumlah daerah yang mencatat kenaikan harga mencapai 173 kabupaten/kota, naik dari 164 minggu lalu, dan lebih tinggi dibanding awal bulan sebanyak 136 wilayah.
"Harga cabai merah, jumlah kabupaten/kota yang mengalami kenaikan harga cabai merah menjadi 173 di minggu ketiga bulan November 2025," ucap dia.
Meski rata-rata harga cabai merah secara nasional turun menjadi Rp53.161 per kg dari bulan lalu, sejumlah wilayah justru mencatat lonjakan tajam.
"Kabupaten Tambrauw, dia mengalami perubahan IPH 102,73% dan harganya sudah tinggi, Rp106.333 per kg," sambungnya.
Di Papua Selatan, kondisi serupa terjadi. "Itu juga seperti misalnya di Boven Digoel Rp100.833, perubahan IPH-nya naik masih 33,27% dan sudah 83% di atas HAP," katanya.
Data BPS menunjukkan harga tertinggi cabai merah mencapai Rp200.000 per kg di Kabupaten Nduga, diikuti Kabupaten Mappi (Rp162.500/kg) dan Pegunungan Bintang (Rp120.000/kg).
Sementara untuk cabai rawit, harga mulai bergerak stabil. "Cabai rawit masih dalam tren menurun secara nasional," imbuh dia.
Dengan kondisi tersebut, BPS meminta intervensi distribusi dan pasokan diperkuat agar lonjakan harga tidak semakin meluas dan membebani konsumen.
"Nanti masyarakat membayar harga yang relatif mahal," tegas Amalia.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengatakan, pihaknya terus memantau pergerakan harga cabai. Kata dia, saat ini harga-harga pangan terpantau cenderung normal. Namun, jelang akhir tahun, harga cabai masuk dalam pantauan Kementerian Perdagangan (Kemendagri).
"Kita sudah koordinasi terus. Cabai itu biasanya kalau akhir tahun sama awal tahun (perlu diantisipasi). Tapi karena faktor cuaca sebenarnya. Karena hujan terus. Jadi sebenarnya itu saja. Bukan karena mau Tahun Baru atau Natal," katanya kepada wartawan, Jumat (21/11/2025).
(dce)
[Gambas:Video CNBC]

1 hour ago
1










































