CNN Indonesia
Kamis, 03 Jul 2025 11:42 WIB
Jakarta, CNN Indonesia --
Pelapor Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk hak asasi manusia, Francesca Albanese, merilis laporan yang menyebut puluhan perusahaan global terlibat dalam aksi pendudukan Israel dan genosida di Gaza.
Dalam laporan terbarunya yang akan dipresentasikan di Jenewa pada Kamis (3/7), Albanese menyebut 48 perusahaan yang terlibat genosida di Palestina oleh Israel.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ini termasuk raksasa teknologi asal Amerika Serikat seperti Microsoft, Alphabet Inc (induk Google), dan Amazon, sebagai pihak yang turut mendukung operasi militer Israel yang dinilai melanggar hukum internasional.
"Pendudukan abadi Israel telah menjadi ladang uji coba ideal bagi para produsen senjata dan perusahaan teknologi besar, dengan permintaan tinggi, minim pengawasan, dan tanpa akuntabilitas," demikian dalam laporan tersebut, dilansir dari Aljazeera.
"Perusahaan-perusahaan ini tidak lagi sekadar terlibat dalam pendudukan, mereka kini menjadi bagian dari ekonomi genosida," lanjut laporan tersebut, menunjuk pada serangan brutal Israel ke Gaza yang telah berlangsung sejak Oktober 2023.
Perusahaan teknologi dan senjata yang terlibat
Laporan PBB menyebut program pengadaan jet tempur F-35 milik Israel yang dipimpin oleh Lockheed Martin melibatkan lebih dari 1.600 perusahaan di delapan negara.
Leonardo S.p.A dari Italia dan FANUC Corporation dari Jepang juga masuk daftar karena mendukung produksi senjata.
Sektor teknologi pun juga terlibat. Microsoft, Amazon, dan Google dituding memberikan akses luas ke teknologi cloud dan kecerdasan buatan (AI) yang memperkuat sistem pengawasan dan pengumpulan data biometrik terhadap warga Palestina.
Perusahaan IBM disebut menyediakan pelatihan bagi militer dan badan intelijen Israel serta mengelola basis data biometrik milik otoritas imigrasi dan perbatasan Israel.
Sementara itu, perusahaan teknologi AS lainnya, Palantir Technologies, diduga menyediakan teknologi prediktif untuk operasi militer otomatis.
Ini termasuk sistem AI seperti Lavender, Gospel, dan Where's Daddy? yang digunakan untuk menyusun daftar target di medan perang.
Bersambung ke halaman berikutnya...