Ini Reaksi Israel, Inggris-Australia-Kanada-Portugal Akui Palestina

2 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Inggris, Australia, Kanada, dan Portugal mengakui Negara Palestina Minggu. Ini menjadi sebuah perubahan bersejarah dalam beberapa dekade kebijakan luar negeri Barat yang langsung memicu kemarahan IsraeL, termasuk sekutunya Amerika Serikat (AS).

Warga Palestina di Jalur Gaza yang terkepung menyambut pengakuan tersebut sebagai sebuah kemenangan. Tetapi Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu bersumpah sebagai tanggapan bahwa negara Palestina tidak akan pernah ada.

Netanyahu mengecam desakan pengakuan tersebut. Ia mengklaimnya sebagai hal yang "tidak masuk akal" bahkan menyebut tindakan barat sebagai hal yang "membahayakan" keberadaan Israel.

"Itu tidak akan terjadi. Tidak akan ada negara Palestina yang didirikan di sebelah barat Sungai Yordan," katanya, dikutip AFP, Senin (22/9/2025).

Ia pun berjanji akan memperluas permukiman Yahudi di Tepi Barat. Israel sendiri telah menguasai wilayah itu sejak tahun 1967 dalam sebuah pendudukan yang dianggap ilegal menurut hukum internasional.

Sementara itu, AS juga mengkritik langkah-langkah sekutunya itu. Paman Sam mengatakan "fokusnya tetap pada diplomasi yang serius, bukan gestur performatif".

"Prioritas kami jelas: pembebasan para sandera, keamanan Israel, dan perdamaian serta kemakmuran bagi seluruh kawasan yang hanya mungkin terjadi jika bebas dari Hamas," kata seorang juru bicara Departemen Luar Negeri yang enggan disebutkan namanya.

Kemenangan Moral?

Langkah-langkah ini merupakan momen penting bagi Palestina dan ambisi mereka untuk bernegara. Hingga saat ini baru 145 dari 193 negara anggota PBB, yang mengakui Palestina.

Masuknya Inggris dan Kanada misalnya menjadi arti besar bagi Palestina. Apalagi keduanya adalah negara kelompok G-7.

PM Inggris Keir Starmer mengatakan bahwa Inggris secara resmi mengakui Negara Palestina untuk menghidupkan kembali harapan perdamaian bagi Palestina dan Israel, serta solusi dua negara. Sementara PM Australia Anthony Albanese menyebut langkah tersebut "mengakui aspirasi sah dan lama rakyat Palestina" lalu Menteri Luar Negeri Portugal Paulo Rangel menegaskan solusi dua negara sebagai "satu-satunya jalan menuju perdamaian yang adil dan abadi".

Di Gaza, banyak yang memandang pengakuan ini sebagai penegasan eksistensi mereka. Saat ini Gaza menjadi medan perang, di mana Israel melakukan serangan habis-habisan dan menewaskan 65.000 lebih warga.

"Pengakuan ini menunjukkan bahwa dunia akhirnya mulai mendengar suara kami dan itu sendiri merupakan kemenangan moral," kata Salwa Mansour, 35 tahun, yang telah mengungsi dari kota Rafah di selatan ke Al-Mawasi.

"Terlepas dari semua penderitaan, kematian, dan pembantaian yang kami alami, kami berpegang teguh pada apa pun yang membawa secercah harapan, sekecil apa pun," tambahnya.

Presiden Palestina Mahmud Abbas memuji pengakuan tersebut sebagai "langkah penting dan perlu untuk mencapai perdamaian yang adil dan abadi". Meskipun sebagian besar merupakan langkah simbolis, hal ini menempatkan keempat negara berselisih dengan AS dan Israel.

Ada Beban?

Semakin banyak sekutu Israel yang telah lama berkuasa telah mengubah posisi mereka seiring dengan meningkatnya serangan Israel ke Gaza. Sejak itu, Jalur Gaza telah mengalami kerusakan parah, dengan kecaman internasional yang semakin meningkat atas meningkatnya jumlah korban tewas di wilayah pesisir yang terkepung tersebut dan bencana kelaparan yang dinyatakan PBB.

Pemerintah Inggris berada di bawah tekanan publik yang semakin meningkat untuk bertindak, dengan ribuan orang berunjuk rasa setiap bulan di jalanan. Starmer mengatakan pada hari Minggu bahwa Inggris bertindak "dalam menghadapi kengerian yang semakin meningkat di Timur Tengah", dan kembali menyerukan gencatan senjata.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ikuti Jejak Inggris Cs, Australia Siap Akui Kedaulatan Palestina

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |