Israel Bunuh 2 Jenderal Tertinggi Iran Mohammad Bagheri-Hossein Salami

18 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketegangan antara Iran dan Israel meningkat tajam setelah serangan udara besar-besaran yang dilancarkan oleh militer Israel pada Jumat (13/6/2025) menewaskan dua tokoh militer tertinggi Iran, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Jenderal Mohammad Bagheri dan Komandan Garda Revolusi (IRGC) Jenderal Hossein Salami.

Selain itu, sejumlah ilmuwan nuklir dan pejabat senior militer lainnya juga dilaporkan gugur dalam serangan yang menyasar berbagai lokasi strategis di Iran.

Televisi pemerintah Iran mengonfirmasi kabar kematian Jenderal Bagheri dan menyebutnya sebagai syuhada yang gugur akibat agresi militer "rezim Zionis". Bagheri selama ini dikenal sebagai arsitek utama kebijakan pertahanan strategis Iran dan tokoh penting dalam pengembangan sistem militer serta rudal balistik negara tersebut.

Jenderal Hossein Salami, yang menjabat sebagai kepala Garda Revolusi Iran sejak 2019, juga dilaporkan tewas dalam serangan tersebut. Meski laporan awal media pemerintah hanya menyebut Salami "diduga tewas", kemudian IRNA dan televisi nasional menyiarkan kabar bahwa ia termasuk di antara korban tewas.

Sebagai komandan tertinggi IRGC, Salami memiliki pengaruh besar dalam operasi regional Iran, termasuk dalam koordinasi dengan kelompok-kelompok sekutu seperti Hizbullah di Lebanon dan milisi Houthi di Yaman.

"Israel telah membuka tangan keji dan berlumuran darahnya untuk melakukan kejahatan terhadap negara tercinta kami," kata Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dalam pernyataan resmi yang disiarkan oleh kantor berita IRNA.

"Mereka menyerang kawasan permukiman dan membunuh para ilmuwan serta komandan kami. Israel akan menghadapi hukuman yang sangat berat."

Khamenei juga menegaskan bahwa beberapa ilmuwan nuklir Iran turut menjadi korban. Namun, hingga kini nama-nama ilmuwan yang tewas belum diumumkan secara resmi oleh pemerintah Iran.

Serangan yang diklaim Israel sebagai bagian dari operasi "Rising Lion" ini menargetkan fasilitas nuklir Iran, termasuk pusat pengayaan uranium Natanz, kompleks rudal, serta sejumlah tokoh penting dalam program senjata Iran. Israel menyatakan bahwa tujuan serangan ini adalah untuk menggagalkan upaya Teheran dalam mengembangkan senjata nuklir.

"Kami berada di momen penentu dalam sejarah Israel," ujar Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dalam sebuah pesan video. Ia menambahkan bahwa operasi militer ini akan berlangsung selama beberapa hari dan menargetkan ilmuwan, komandan militer, serta infrastruktur rudal dan nuklir Iran.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article AS-Iran 'Empat Mata' Bahas Nuklir, Trump Ultimatum Serbu Teheran

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |