Jangan Lepas! 5 Saham Ini Bisa Jadi Harta Karun

1 hour ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar saham Tanah Air dalam sepekan kemarin mencatatkan kinerja yang sangat baik bahkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil mencetak rekor-rekor tertinggi baru di sepanjang masa.

Pada perdagangan Jumat (19/9/2025), IHSG ditutup menguat 0,53% di level 8.051,12. Penutupan ini menjadi penutupan perdagangan IHSG tertinggi sepanjang masa. Sebelumnya pada perdagangan intraday Kamis (18/9/2025), IHSG sempat berhasil menembus level tertinggi di 8.068,01, sebelum akhirnya ditutup lebih rendah.

Dan pada perdagangan pagi hari intraday Senin (22/9/2025), IHSG melemah 0,26% di level 8.030,13.

Dalam sepekan kemarin, IHSG telah berhasil menguat 2,51%. Usai penguatan tajam dalam sepekan kemarin, IHSG cukup rawan koreksi pada pekan ini.

Namun, justru hal itu menjadi kesempatan besar untuk mendapatkan saham fundamental bagus dengan harga murah. Apalagi kini saham perbankan telah mendapatkan banyak sentimen baik yang memberikan peluang besar untuk menjadi next cycle bullish.

Deretan saham perbankan big caps terutama yang masuk dalam jajaran milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kini mulai dilirik oleh para investor usai mendapat dana segar dari pemerintah.

Pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) telah mengguyurkan dana segar sebesar Rp 200 triliun ke 5 bank. Adapun uang tersebut merupakan dana menganggur yang sebelumnya parkir di Bank Indonesia (BI).

Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan transfer uang Rp 200 triliun ke 5 bank sudah dimulai pada Jumat (12/9/2025) kemarin.

Masing-masing penerimanya adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia Tbk, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk.

BRI, Bank Mandiri, dan BNI menerima Rp 55 triliun. Kemudian BTN Rp 25 triliun dan BSI Rp 10 triliun dalam bentuk deposito on call.

Selain itu, Bank Indonesia (BI) lagi-lagi menurunkan suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,75% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang berlangsung 16-17 September 2025. Suku bunga deposit facility juga turun 50 bps menjadi 3,75% dan suku bunga lending facility sebesar 25 bps menjadi 5,50%.

Keputusan ini sejalan dengan upaya bersama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dengan menjaga tetap rendahnya prakiraan inflasi 2025 dan 2026 dalam sasaran 2,5±1% dan stabilitas nilai tukar Rupiah sesuai dengan fundamentalnya.

Berdasarkan catatan CNBC Indonesia Research, pemangkasan suku bunga BI ini memperpanjang penurunan suku bunga BI yang telah terjadi sebanyak lima kali di sepanjang tahun ini yakni pada Januari, Mei, Juli, Agustus, dan September 2025.


Kabar baik pemangkasan suku bunga ini tentu menjadi angin segar bagi beberapa sektor, terutama sektor perbankan yang telah mengalami penurunan luar biasa di sepanjang tahun ini.
CNBC Indonesia Research telah menghitung valuasi 5 saham bank BUMN tersebut, dan sebagian terpantau masih cukup murah dengan Price Book Value 0,60 hingga 2,60.


Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |