Kembali teringat pesan dari Ustadz Abdul Shomad, Lc., MA dimana beliau menyampaikan -- "Yang kukhawatirkan kita diazab Allah bukan karena khamar dan zina. Tapi karena diam terhadap Palestina. Tolong saudara kami di Palestina ya Allah. Jangan azab kami karena sikap kami terhadap Palestina".
Sampai detik ini saudara kita masih dijajah. Bahkan yang lebih menyeramkan, zi0nis menggunakan metode kelaparan sistemik untuk menghancurkan Ga.za. Bahkan Menteri Warisan Budaya Israel, Amichai Eliyahu mengatakan, "kita seharusnya tidak berurusan dengan kelaparan di Ga.za – biarkan dunia yang mengurus mereka. Tidak ada bangsa yang memberi makan musuhnya. Apakah kita sudah benar-benar gila? Haruskah kita peduli dengan makan malam mereka?" (Republika, 26 Juli 2025)
Sadarkah kita bahwa usaha membebaskan Palestina baik berupa boikot, donasi, diplomasi, berbagai macam konferensi, hingga long march lintas negara sudah dilakukan, namun Ga.za masih tetap dibombardir, bahkan rakyatnya tetap diblokade?. Masihkan hati kita bergetar saat scrolling layar hp dan melihat tubuh warga Ga.za yang kelaparan?.
Saatnya 2 milyar umat Muslim di dunia menyadari tanggungjawabnya sebagai saudara seaqidah. Apakah kita tidak malu melihat banyak komunitas non muslim yang berani membela muslim di Palestina?. Apa yang mau kita sampaikan kelak di hadapan Allah saat ditanya sejauh mana pembelaan kita pada Ga.za?. Apakah kita mau memakai dalih jika rumah kita di Indonesia sehingga sangat jauh dari Ga.za?.
Ribuan tahun yang lalu Rasulullah yang sering kita minta syafaatnya telah mengingatkan dalam hadis yang bunyinya, "Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal kasih sayang bagaikan satu tubuh, apabila satu anggota badan merintih kesakitan maka sekujur badan merasakan kesakitan juga”. (HR. Muslim)
Maka, jika iman dan keyakinan kita benar-benar tertuju kepada Allah Ta'ala dan Rasulullah, artinya umat muslim harus mengimani hadis di atas. Sudahkah kita merasa sakit juga disaat saudara kita di Ga.za masih terus dijajah dan dibuat kelaparan?.
Inilah butuhnya umat segera sadar dan mengambil solusi dari Al Qur'an dan hadis untuk membebaskan Palestina. Sebagaimana yang dulu dicontohkan oleh Amirul Mukminin Umar bin Khattab saat membebaskan Baitul Maqdis. Sudah saatnya umat Muslim bersatu dan tidak tercerai berai hingga mudah diadu domba oleh musuh-musuh Islam.
Dan saatnya kita banyak memohon ampun kepada Allah karena teramat lambat menolong saudara kita, seraya mengemis dan memohon pertolonganNya agar Palestina segera bebas dengan sebuah kepemimpinan yang adil dan penuh kasih sayang. Sebagaimana kepemimpinan Umar bin Khattab yang tak malu memasakkan hidangan sebuah keluarga yang saat itu kehabisan persediaan makanan, dan hanya sanggup memasak batu.
"Ya Allah, tampakkanlah kepadaku kebenaran sebagai kebenaran dan kuatkanlah aku untuk mengikutinya serta tampakkanlah kepadaku kesalahan sebagai kesalahan dan kuatkan pula untuk menyingkirkannya." (HR Imam Ahmad)
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.