Kemenkeu Klaim Efisiensi Anggaran Rp2,82 Triliun Sejak Covid

4 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara mengungkapkan jajaran Kementerian Keuangan telah melakukan efisiensi selama lima tahun terakhir. Efisiensi ini didorong oleh kondisi pandemi Covid-19 dan komitmen dari pimpinan Kementerian Keuangan.

Suahasil menegaskan komitmennya adalah untuk terus melanjutkan efisiensi dari hal-hal yang sudah dilakukan pada periode Covid-19, tanpa mempengaruhi output ataupun target.

"Total efisiensi selama 5 tahun terakhir dengan melakukan ini anggaran 2020-2024, penghematannya Rp 2,82 triliun," kata Suahasil, dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, Senin (14/7/2025).

Penerapan Disiplin Anggaran Berdampak Positif terhadap pengelolaan APBN. (Dok. Kemenkeu)Foto: Penerapan Disiplin Anggaran Berdampak Positif terhadap pengelolaan APBN. (Dok. Kemenkeu)
Penerapan Disiplin Anggaran Berdampak Positif terhadap pengelolaan APBN. (Dok. Kemenkeu)

Selain itu, hal yang mendorong efisiensi Kemenkeu adalah penerbitan Inpres No.1 Tahun 2025 lalu. Aturan ini mendorong efisiensi melalui prioritas anggaran pada prioritas belanja pegawai dan penggunaan sarana kantor secara sharing dan efisien.

Suahasil menegaskan penerapan disiplin anggaran berdampak positif terhadap pengelolaan APBN, terutama rasio belanja BA015 terhadap realisasi belanja APBN yang semakin efisien dan rasio belanja dukungan penerimaan terhadap realisasi penerimaan APBN.

Pada 2025, penerimaan negara diproyeksikan Rp 3.004,5 triliun, maka cost atau biaya penerimaan negara itu hanya 0,33% dari total penerimaan negara tersebut.

"Dan ini terus kita turunkan dari tahun 2021. Kalau tahun 2021, itu rasionya 1,06% dengan efisiensi kita dorong agar input terhadap outputnya lebih tinggi," papar Suahasil.

Namun, rasio ini juga bergantung pada kondisi ekonomi global, keuangan global dan ekonomi domestik, serta gerak komoditas di Tanah Air.

Terhadap rasio belanja, dengan proyeksi belanja Rp 3.621,3 triliun, anggaran Kemenkeu mencapai 1,03% dari total belanja. Rasio ini pun terus ditekan sejak 2021.

"Ini dia value for money dari pengelolaan anggaran di Kementerian Keuangan," tegas Suahasil.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Bos Buruh Buka Suara Soal Efisiensi Anggaran Presiden Prabowo

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |