Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengungkapkan bahwa tarif impor sebesar 0% yang akan diberlakukan untuk barang-barang impor Amerika Serikat (AS) yang masuk ke Indonesia tidak akan ganggu penerimaan negara.
Direktur Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu mengatakan bahwa potensi kekurangan penerimaan akibat bea masuk yang berkurang dari barang impor AS yang masuk tidak akan besar.
"Potensi kekurangan penerimaan karena bea masuknya berkurang itu tidak signifikan," ujar Febrio kepada wartawan di Kantor Kemenko Perekonomian, Senin (21/7/2025).
Febrio menjelaskan bahwa barang impor yang masuk dari AS hanya sekitar 2% hingga 3% dari keseluruhan total impor Indonesia. Maka dari itu, kebijakan tarif 0% tersebut tidak akan berdampak besar.
"Kita biasanya efektifnya dari Amerika itu sekitar 2-3% totalnya. Untuk tarifnya jadi itu gak terlalu besar," ujarnya.
Sebelumnya, - Direktur Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan, Djaka Budhi mengungkapkan bahwa penerimaan bea masuk hingga semester pertama tahun 2025 mengalami penurunan meskipun nilai impor bahan baku dan barang modal menunjukkan kenaikan.
Realisasi bea masuk tercatat Rp 23,6 triliun atau 44,6% dari target bea masuk dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, angka ini turun 2,8%.
Djaka menjelaskan bahwa penurunan ini salah satunya disebabkan oleh kebijakan pemerintah untuk memperkuat ketahanan pangan nasional.
"Akibat kebijakan untuk mendukung ketahanan pangan domestik sejalan dengan upaya swasembada pangan yaitu dengan tidak adanya impor bahan beras, jagung," dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XI DPR RI, Senin (14/7/2025).
Sementara dari bea keluar, hingga akhir Juni penerimaan mencapai Rp 14 triliun atau meningkat 81,1% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan ini ditopang oleh kenaikan harga CPO dan kebijakan realisasi ekspor konsentrat tembaga.
(haa/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Jangan Salah Respons Trump, PHK Sektor Tekstil Bisa Membludak