Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah-tengah kondisi negara yang sedang dipenuhi huru-hara unjuk rasa di berbagai daerah, kabar bahwa Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mundur sempat mencuat ke permukaan.
Sempat berhembus kabar yang menyebut Sri Mulyani mendatangi kediaman Prabowo Subianto di Hambalang untuk mengajukan pengunduran diri.
Meskipun begitu, Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto menepis isu tersebut. Airlannga menyebut Menteri Keuangan Sri Mulyani mengikuti sidang kabinet yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto di Istana pada Minggu (31/8/2025) sore. Dia menepis isu liar yang mengatakan Sri Mulyani mundur dari Menkeu.
"Tidak, tidak (mundur). Ada, ada tadi ibu ada di dalam ikut rapat," ujar Airlangga di Istana.Sri Mulyani sempat terlihat keluar dari ruang sidang kabinet di Istana.
Belakangan ini muncul tekanan dari rakyat yang mengarah pada Sri Mulyani, sejak ucapannya soal kesejahteraan guru dan dosen menuai kontroversi di kalangan publik. Pernyataan tersebut dinilai menyinggung masyarakat, meski Kementerian Keuangan menegaskan video yang viral tersebut merupakan hasil manipulasi alias deepfake.
Tingginya tunjangan anggota DPR RI yang menjadi salah satu pemicu demonstrasi besar-besaran yang terjadi beberapa hari terakhir di Jakarta juga semakin menyeret imaj Menteri Keuangan Indonesia sejak 2016 tersebut sebagai yang menganggarkan tunjangan.
Jika mengacu pada sejarah, durasi menjabat tiap Menteri Keuangan sangatlah beragam, dari yang amat singkat hingga lama. Bahkan, ada beberapa menteri yang hanya menjabat satu tahun sebelum akhirnya posisi tersebut digantikan orang lain.
Sejumlah menteri keuangan pernah menjadi sorotan besar dalam sejarah Indonesia. Di antaranya adalah Sri Mulyani, Mar'ie Muhammad, Johannes Baptista Sumarlin (JB Sumarlin), hingga Ali Wardhana.
Berikut adalah daftar menteri keuangan sejak Indonesia Merdeka beserta durasi menjabatnya dari yang terbaru hingga yang paling lampau, melansir dari situs resmi Kementerian Keuangan:
Sri Mulyani Indrawati (2005-2010, 2016 - Sekarang)
Sri Mulyani merupakan satu-satunya menteri keuangan yang menjabat dalam sejarah tiga presiden yang berbeda.
Lahir di Bandar Lampung pada tanggal 26 Agustus 1962, Sri Mulyani Menyelesaikan pendidikan dan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Indonesia (1986). Melanjutkan pendidikannya di University of Illinois Urbana Champaign, Amerika Serikat dan mendapatkan gelar Master of Science of Policy Economics (1990). Setelah itu ia mendapatkan gelar Ph.D of Economics (1992). Pada awal Oktober 2002, Ia terpilih menjadi Executive Director Dana Moneter Internasional (IMF) mewakili 12 negara di Asia Tenggara (South East Asia/SEA Group). Sejak 1 November 2002, ia mewakili 12 negara anggota SEA Group di International Monetary Funds. Sebelum akhirnya dipanggil menjalankan tugas negara sebagai Menteri Keuangan pada 5 Desember 2005 di bawah pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Reformasi Kementerian Keuangan dinahkodainya dengan baik sehingga banyak terjadi perubahan fundamental di Kementerian Keuangan. Sejumlah prestasi Ia raih ketika menjadi Menteri Keuangan. Beliau dinobatkan sebagai Menteri Keuangan terbaik Asia untuk tahun 2006 oleh Emerging Markets Forum pada 18 September 2006 di Sidang Tahunan Bank Dunia dan IMF di Singapura.
Foto: Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam konferensi pers RAPBN & Nota Keuangan Tahun Anggaran 2026 di Aula Chakti Budhi Bhakti (CBB), Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta, Jumat, (15/8/2025). CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam konferensi pers RAPBN & Nota Keuangan Tahun Anggaran 2026 di Aula Chakti Budhi Bhakti (CBB), Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta, Jumat, (15/8/2025). CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Beliau juga terpilih sebagai wanita paling berpengaruh ke-23 di dunia versi majalah Forbes tahun 2008 serta wanita paling berpengaruh ke-2 di Indonesia versi majalah Globe Asia bulan Oktober 2007. Kemudian pada 1 Juni 2010 Sri Mulyani Indrawati menjadi Direktur Pelaksana Bank Dunia.
Pada tanggal 27 Juli 2016, Beliau dilantik oleh Presiden Joko Widodo menjadi Menteri Keuangan kembali dalam Kabinet Kerja. Pada bulan Desember 2018, Sri Mulyani Indrawati terpilih menjadi "Best Minister in the World" pada World Government Summit di Dubai.
Tanggal 23 Oktober 2019, Sri Mulyani Indrawati terpilih kembali untuk menjabat sebagai Menteri Keuangan pada periode kedua pemerintahan Presiden Joko Widodo. Terakhir, tanggal 21 Oktober 2024, Sri Mulyani Indrawati terpilih untuk menjabat sebagai Menteri Keuangan pada pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Jabatan ini adalah jabatan Menteri Keuangan yang keempat kalinya bagi Sri Mulyani pada kabinet yang berbeda.
Mar'ie Muhammad (1993 - 1998)
Mar'ie Lahir di Surabaya pada tanggal 3 April 1939. Gelar terakhir yang diraih adalah Master of Arts in Economics, dari Universitas Indonesia.Ia pernah anggota Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong pada tahun 1971. Ia juga pernah mengabdi sebagai di Direktorat Jenderal Pembinaan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) Kementerian Keuangan.
Tahun 1988-1993 Ia pernah menjadi Direktur Jenderal Pajak. Mar'ie adalah menteri keuangan terakhir yang berasal dari pejabat karier di lingkungan Kementerian Keuangan.
Dia dijuluki Mr. Clean karena perjuangannya memberantas korupsi di lingkungan Kementerian Keuangan. Disamping itu, ia juga berupaya meningkatkan efisiensi dan berusaha membersihkan institusi dari pegawai yang korup.
Foto: Mantan Menteri Keuangan Indonesia, Mar'ie Muhammad. (AFP/AGUS WAHYUDI)
Mantan Menteri Keuangan Indonesia, Mar'ie Muhammad. (Photo by AGUS WAHYUDI / AFP/File Foto)
Pada 17 Maret 1993, Mar'ie Muhammad diangkat oleh Presiden Soeharto untuk menjadi Menteri Keuangan pada Kabinet Pembangunan VI. Selama 5 tahun menjadi Menteri Keuangan, pada awal tahun 1997 Indonesia pernah menjadi pelopor di Asia Tenggara dalam bidang perekonomian.
Johannes Baptista Sumarlin (JB Sumarlin) (1988 - 1993)
Lahir di Blitar pada tanggal 7 Desember 1932, Ia menempuh pendidikan S1 Ekonomi di Universitas Indonesia.
Gelar sarjananya diraih pada1958. Menempuh pendidikan S2 di Universitas California Amerika Serikat dan mendapatkan gelar Master of Arts (M.A) pada tahun 1960. Pendidikan S3 nya ditempuh di Universitas Pittsburg Amerika Serikat dan gelar doktor Ph.D didapat pada tahun 1968.
Perjalanan karir di Kementerian Keuangan dirintis sejak menjabat sebagai Ketua Bappenas dan Menteri Keuangan ad Interim. Melalui "Gebrakan Sumarlin I" yang berisikan pengetatan moneter dengan cara menaikkan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI),
Ia berhasil menunjukkan perkembangan yang membaik dengan angka pertumbuhan 5,7% melebihi target rata-rata pertumbuhan 5% (1988).
Foto: Johannes Baptista Sumarlin (JB Sumarlin)
Johannes Baptista Sumarlin (JB Sumarlin)
Pada Kabinet Pembangunan V, Ia dipercaya untuk menjabat sebagai Menteri Keuangan. Kemudian, Ia mengeluarkan Gebrakan Sumarlin II pada Maret 1991 yang mampu mengekang laju inflasi hingga secara berangsur-angsur turun menjadi 4,9% pada 1992.
Penghargaan yang diraih atas Pengabdiannya yaitu Menteri Keuangan terbaik tahun 1989 oleh Euromoney dan tahun 1990 oleh majalah Asia, Bintang mahaputra Adiprana III (1973), dan pernah pula meraih Bintang Grootkruis in de Orde van Leopold II dari pemerintah Belgia tahun 1975.
Radius Prawiro (1983 - 1988)
Radius Lahir di Yogyakarta pada tanggal 29 Juni 1928. Menempuh pendidikan di Nederlandsche Economische Hogeshool Rotterdam. Ia kemudian melanjutkan pendidikannya di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Jakarta.
Ia diangkat menjadi Menteri Keuangan di masa Presiden Soeharto. Kebijakan penting yang ditempuh oleh Kementerian Keuangan di bawah kepemimpinan Menteri Radius Prawiro adalah dengan penghapusan Sisa Anggaran Pembangunan (SIAP).
Selama menjabat sebagai pegawai pemerintah, berbagai tanda penghargaan diperolehnya baik dari dalam negeri maupun luar negeri, seperti Bintang Gerilya (1992), Brevet kehormatan Hiu Kencana (1992), Bintang Republik Indonesia Utama dari presiden Republik Indonesia (1998), The Grand Cordon of the Order of the Sacred Treasure dari kaisar Jepang (1994), dan Doctor Honoris Causa di bidang teologi dari Theologische Universiteit Kampen, Belanda tahun 2004.
Ali Wardhana (1968-1983)
Lahir di Solo, 6 Mei 1928, Ali merupakan lulusan FE UI (1958), dan sempat melanjutkan studi ke UC Berkeley hingga meraih Ph.D Ekonomi (1962). Sebagai Menkeu terlama, ia berhasil menurunkan inflasi dari 650% menjadi sekitar 20% lewat kebijakan anggaran berimbang.
Ali Wardhana juga melakukan devaluasi rupiah (1977 & 1978), menertibkan sistem bea masuk, dan memberantas penyelundupan. Ia dikenal sebagai teknokrat "Berkeley Mafia" yang sangat berpengaruh dalam stabilisasi dan pembangunan ekonomi Orde Baru.
Ali Wardhana adalah menteri keuangan terlama dalam sejarah Orde Baru (15 tahun). Dia merupakan arsitek utama stabilisasi ekonomi pasca-hiperinflasi 1960-an. Prestasi terbaiknya adalah menekan hiperinflasi 650% pada 1966 menjadi kisaran 10%.
Soemitro Djojohadikusumo (1952-1956)
Lahir di Kebumen, 29 Mei 1917, Soemitro menempuh pendidikan di Netherland School of Economics, Sorbonne Paris, dan meraih MA Ekonomi dari Rotterdam (1940).
Dia adalah ekonom visioner sekaligus teknokrat penting Orde Lama. Soemitro menasionalisasi De Javasche Bank menjadi Bank Indonesia dan menginisiasi pemutusan hubungan ekonomi dengan Belanda melalui Finek (1956). Kebijakannya sering kontroversial tetapi berorientasi pada kemandirian nasional. Kelak, ia juga dikenal sebagai tokoh penting dalam pembangunan ekonomi Orde Baru.
Berikut adalah daftar menteri keuangan sejak Indonesia Merdeka beserta durasi menjabatnya dari yang terbaru hingga yang paling lampau, melansir dari situs resmi Kementerian Keuangan:
CNBC Indonesia Research
(mae/mae)