Mengapa Harimau Bertaring Pedang Punah, Bukan Hanya Pada Zaman Es

11 hours ago 1

Harimau bertaring pedang dari genus Smilodon melahap mangsanya. Hilangnya keanekaragaman hayati terjadi karena berkurangnya jumlah herbivora yang dapat dimangsa, yang menyebabkan kepunahan/Felipe Capoccia/UNICAMP.Harimau bertaring pedang dari genus Smilodon melahap mangsanya. Hilangnya keanekaragaman hayati terjadi karena berkurangnya jumlah herbivora yang dapat dimangsa, yang menyebabkan kepunahan/Felipe Capoccia/UNICAMP.

Penelitian baru dari para ilmuwan di Brasil mengungkap misteri lama mengapa harimau bertaring pedang punah.

Menurut dua studi baru dari State University of Campinas (UNICAMP), jawabannya mungkin terletak pada hubungan kompleks antara predator dan mangsanya selama jutaan tahun.

Harimau bertaring pedang, yang dikenal karena taringnya yang besar dan melengkung, dulunya merupakan predator yang menakutkan bagi hewan-hewan besar di Amerika Utara dan Eurasia.

Selama bertahun-tahun, para ilmuwan meyakini kepunahan mereka terkait dengan hilangnya megafauna—hewan raksasa seperti mammoth—sekitar 11.000 tahun yang lalu di akhir Zaman Es.

Perubahan iklim dan perburuan manusia kemungkinan besar telah memusnahkan hewan-hewan tersebut, membuat predator seperti kucing bertaring pedang kekurangan makanan.

Namun João Nascimento, penulis utama studi tersebut, dan timnya menemukan bahwa penurunan jumlah predator ini dimulai jauh lebih awal—jutaan tahun sebelum kepunahan terakhir.

Dengan menganalisis catatan fosil, ukuran tubuh hewan, dan data iklim dari 20 juta tahun terakhir, para peneliti menunjukkan bahwa harimau bertaring pedang mulai menghilang selama periode ketika keanekaragaman mangsa rendah.

Singkatnya, ketika jumlah jenis hewan mangsa berkurang, lebih banyak spesies harimau bertaring pedang yang punah.

Dalam studi kedua, para peneliti melihat sisi lain dari persamaan ini: bagaimana perubahan populasi predator memengaruhi hewan mangsa.

Mereka berfokus pada sekelompok herbivora yang disebut antilokaprid, yang dulunya merupakan kelompok hewan yang beragam di Amerika Utara.

Saat ini, hanya satu spesies yang bertahan hidup—pronghorn, yang terkenal sebagai salah satu hewan tercepat di dunia.

Enam juta tahun yang lalu, subfamili utama antilokaprid, Merycodontinae, punah sekitar waktu yang sama dengan kedatangan gajah modern (proboscidea) di Amerika Utara.

Para pendatang baru ini kemungkinan bersaing dengan Merycodontinae untuk mendapatkan habitat hutan.

Sementara itu, subfamili lainnya, Antilocaprinae, mulai menurun seiring dengan meningkatnya jumlah spesies predator—terutama harimau yang berlari cepat seperti cheetah Amerika.

Predator-predator ini mungkin telah membentuk evolusi kecepatan luar biasa pronghorn.

Menurut para peneliti, pola-pola ini menunjukkan bahwa hubungan predator-mangsa tidak hanya memengaruhi kelangsungan hidup dalam jangka pendek.

Pola-pola ini dapat memiliki efek jangka panjang pada evolusi selama jutaan tahun.

Misalnya, perluasan lingkungan terbuka dan berumput menguntungkan hewan pemakan rumput dan merugikan hewan yang bergantung pada hutan.

Dengan semakin sedikitnya hewan penghuni hutan yang tersedia sebagai mangsa, harimau bertaring pedang kesulitan bertahan hidup.

Meskipun studi-studi tersebut tidak menemukan hubungan langsung antara perubahan iklim dan kepunahan harimau bertaring pedang, perubahan lingkungan jelas berperan dalam membentuk ekosistem dan mengurangi populasi mangsa—yang menyebabkan reaksi berantai yang juga memengaruhi predator.

Penelitian ini menyoroti bagaimana keseimbangan ekologi yang rapuh dapat membentuk sejarah kehidupan di Bumi.

Profesor Mathias Pires, yang mengawasi studi tersebut, memperingatkan bahwa kepunahan yang disebabkan oleh manusia saat ini dapat memicu pola serupa di masa depan.

Memahami bagaimana hubungan predator-mangsa di masa lalu menyebabkan kepunahan dapat membantu kita melindungi spesies dan ekosistem yang terancam punah saat ini dengan lebih baik.

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |