Menyalakan Lentera Peradaban dari Barisan Pramuka

4 hours ago 1

Oleh: Nur Hadi Ihsan

(Dosen Universitas Darussalam Gontor dan Pelatih Kwarcab Wiratha Ngawi)

REPUBLIKA.CO.ID, NGAWI -- Dalam senyap udara sore yang menggantung di atas bumi Gontor Putri Kampus 3, lentera-lentera kecil menyala—bukan hanya dalam bentuk obor simbolis, tetapi dalam semangat yang tumbuh dari dada para pembina baru yang telah menyelesaikan Kursus Mahir Dasar (KMD).

Mereka kini bersiap melangkah ke gelanggang pengabdian, membawa serta tekad untuk menjadi cahaya di tengah tantangan zaman. Momen ini menghadirkan ruang batin yang luas untuk merenung tentang makna kebangsaan, masa depan anak-anak muda, dan tanggung jawab kita semua dalam menjaga arah pendidikan karakter di negeri ini.

Refleksi ini terinspirasi dari sambutan yang sarat makna dari Kak Drs. H. Mahfudzi, M.Pd. dalam penutupan Kursus Mahir Dasar (KMD) Gerakan Pramuka yang diselenggarakan di Pondok Modern Darussalam Gontor Putri Kampus 3, Karangbanyu, Widodaren, Ngawi, pada tanggal 25–29 Mei 2025. Dalam suasana penuh kehangatan dan semangat kebersamaan itu, Kak Drs. H. Mahfudzi, M.Pd., selaku Ketua Harian Kwartir Cabang (Kwarcab) Gerakan Pramuka Kabupaten Ngawi, menyampaikan pesan-pesan kebangsaan yang mendalam. Beliau menyoroti tiga hal pokok yang layak menjadi bahan renungan dan pijakan bagi kita semua: tantangan zaman dan urgensi peran strategis Pramuka, amanah besar yang kini dipikul para pembina baru, serta peran pelatih dan pembina dalam membentuk calon pemimpin masa depan bangsa.

Lentera Pertama: Teknologi dan Ketangguhan Moral

Dunia sedang berubah, dan perubahan itu kerap datang seperti badai: cepat, dahsyat, dan tak terduga. Teknologi digital menawarkan berbagai kemudahan, tetapi juga membawa ancaman laten—melemahnya daya tahan moral generasi muda, maraknya penyalahgunaan media, serta munculnya gaya hidup instan yang jauh dari nilai-nilai perjuangan. Kita menyaksikan betapa mudahnya anak-anak muda terseret dalam arus narkoba, judi online, dan konten-konten yang merusak jiwa.

Dalam konteks inilah Gerakan Pramuka memegang posisi strategis. Ia bukan sekadar kegiatan baris-berbaris, bukan pula hanya rutinitas berkemah atau menyanyi yel-yel. Pramuka adalah ruang pembentukan karakter, ladang pendidikan nilai, dan medan latihan kepemimpinan sejati. Di sinilah anak-anak ditempa menjadi manusia seutuhnya—kuat akal dan jiwanya, cekatan raganya, dan tangguh mentalnya. Pramuka adalah lentera yang menyala di tengah zaman yang gelap arah.

Maka, tantangan terbesar kita bukan hanya mengajarkan tali-temali atau sandi morse. Tantangan dahsyat itu adalah membentuk daya tahan moral, membangun benteng akhlak, dan menghadirkan kembali makna menjadi manusia yang bermartabat. Pramuka harus menjadi jawaban atas krisis keteladanan yang dialami bangsa ini.

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |