Aktivis iklim Greta Thunberg berdiri di dekat bendera Palestina setelah menaiki kapal Madleen dan sebelum berlayar ke Gaza bersama dengan aktivis Koalisi Armada Kebebasan, berangkat dari pelabuhan Sisilia Catania, Italia, Minggu, 1 Juni 2025.
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat mengecam keras penahanan 12 delegasi kapal kemanusiaan Madleen oleh otoritas Israel. Kapal tersebut diketahui tengah berlayar membawa bantuan kemanusiaan untuk rakyat Gaza yang masih berada dalam blokade Israel.
Ketua MUI Pusat Bidang Kerjasama Luar Negeri, Prof Sudarnoto Abdul Hakim, menilai tindakan Israel tersebut sebagai bentuk pelanggaran nilai-nilai kemanusiaan dan hukum internasional.
“Penahanan kapal kemanusiaan Madleen oleh Israel sangat disesalkan. Tindakan itu sangat tidak terhormat dan harus dikecam oleh negara mana pun yang cinta dan membela kemanusiaan serta perdamaian,” ujar Prof Sudarnoto dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id Selasa (10/6/2025).
Dia menegaskan, apa yang dilakukan para aktivis kemanusiaan dengan menembus blokade Israel merupakan cermin dari nurani dunia yang peduli terhadap penderitaan warga Gaza. Menurut dia, berbagai upaya melalui jalur politik, diplomatik, hukum, hingga kemanusiaan harus terus digencarkan untuk menekan Israel agar menghentikan agresinya.
“Blokade darat dan laut yang dilakukan Israel harus dibuka. Harus ada jaminan bahwa bantuan kemanusiaan benar-benar diterima dan dirasakan oleh warga Gaza. Menutup dan mengganggu arus bantuan adalah tindakan yang bertentangan dengan hukum internasional,” ucap Sudarnoto.
Dia juga menyoroti peran Amerika Serikat (AS) yang dianggap menjadi penghalang utama penyelesaian konflik, khususnya melalui penggunaan hak veto di Dewan Keamanan PBB.
“Israel dan Amerika sudah sangat stubborn atau keras kepala. Penangkapan kapal Madleen kembali membuktikan sikap keras kepala tersebut. Karena itu, tekanan politik dan diplomatik kepada keduanya perlu ditingkatkan,” kata dia.
Sudarnoto berharap agar Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) tentang Palestina yang akan digelar di New York dalam waktu dekat dapat menghasilkan keputusan nyata.
Dia mendorong agar konferensi tersebut dapat memaksa Israel menghentikan agresi, membebaskan para tahanan Gaza, membuka jalur bantuan, dan mewujudkan gencatan senjata permanen serta kemerdekaan Palestina.
"Saya berharap KTT tentang Palestina di New York yang akan datang benar-benar menbuahkan hasil maksimal," jelas dia.