Jakarta, CNBC Indonesia - Bepergian menggunakan pesawat menjadi pilihan yang tepat karena dapat tiba di tujuan lebih cepat. Seluruh penumpang tentunya juga mempertimbangkan keselamatan yang menjadi aspek utama. Seluruh penumpang tentu memperhatikan kondisi operasional saat bepergian seperti peringatan tekanan udara dan mengikuti prosedur.
Namun, ada sejumlah kondisi tertentu yang terlihat menyeramkan, namun ternyata dapat ditangani dengan baik oleh para pilot dan awak kabin.
Mengutip Guido Carik Junior dari Universitas Griffith dalam tulisannya yang ditayangkan The Cinversation pada tanggal 6 Oktober 2025, beberapa permasalahan teknis bisa saja terjadi dan menjadi bagian dari penerbangan. Namun, para penumpang sebaiknya tidak perlu cemas karena pilot telah berlatih secara ekstensif untuk menanganinya.
Mereka mempelajari sejumlah daftar periksa berisi instruksi terperinci tentang cara menangani setiap masalah. Pesawat terbang dibangun dengan lapisan redundansi, dan sistem peringatan untuk memperingatkan pilot jika terjadi masalah. Karena sistem keselamatan inilah sebagian besar penerbangan yang mengalami masalah teknis berakhir dengan selamat.
Berikut adalah 4 kondisi yang terdengar menakutkan yang mungkin dialami penumpang, namun dapat tertangani oleh pilot dan para awak kabin:
1. Masalah AC dan tekanan udara
Pada ketinggian jelajah sekitar 36.000 kaki, kabin pesawat dijaga pada ketinggian kabin yang nyaman, yaitu 8.000 kaki dengan menggunakan udara dari mesin yang didinginkan melalui AC.
Tekanan udara buatan ini memungkinkan kita untuk bertahan hidup sementara di atmosfer karena kondisi di luar pesawat sangat tidak bersahabat dengan kehidupan manusia yang memiliki suhu sekitar -55°C dan tidak ada udara yang dapat dihirup.
Namun, jika sistem ini bermasalah atau ketinggian kabin mulai meningkat karena sejumlah alasan, awak kabin mengkategorikannya sebagai potensi masalah tekanan udara dan segera memulai prosedur pencegahan.
- Kondisi yang dirasakan penumpang
Penurunan yang cepat dapat terasa dramatis sehingga telinga berdengung, hingga terkadang membuat masker oksigen diatas kursi turun secara otomatis. Kondisi tersebut bisa saja terjadi pada ketinggian kabin melebihi sekitar 14.000 kaki.
- Apa yang dilakukan pilot?
Setelah pilot menyadari adanya masalah dengan tekanan kabin, mereka akan mengenakan masker oksigen dan menyatakan keadaan darurat. Selanjutnya, mengikuti daftar periksa pendaratan darurat, membawa pesawat secepat mungkin ke ketinggian sekitar 10.000 kaki. Biasanya, dalam kondisi ini kembali ke bandara keberangkatan atau pengalihan.
2. Kerusakan Mesin
Pesawat bermesin ganda disertifikasi untuk terbang dengan aman pada satu mesin. Namun, jika mesin bermasalah tentunya menjadi hal yang paling ditakuiti oleh semua orang. Ternyata, penanganan kerusakan mesin masuk dalam simulator penerbangan setidaknya setiap tahun.
Kegagalan penerbangan dalam keadaan mesin pesawat rusak sangat jarang terjadi. "Miracle on the Hudson" pada tahun 2009, misalnya, merupakan kejadian sekali dalam satu generasi yang menyebabkan kedua mesin pesawat mati. Pesawat mendarat dengan selamat di Sungai Hudson di New York tanpa ada korban jiwa.
Kondisi yang dialami penumpang adalah terdengar ledakan keras, getaran, percikan api yang keluar dari mesin, bau terbakar, atau suara yang tiba-tiba senyap. Kondisi ini memungkinkan pesawat kembali ke bandara keberangkatan seperti yang dialami oleh pesawat 737 di Sydney hingga penerbangan yang mengalami beberapa kali pemogokan burung di Amerika Serikat namun berakhir dengan pendaratan yang aman.
- Apa yang dilakukan pilot?
Setelah mendapat peringatan dari sistem peringatan, pilot mengidentifikasi mesin yang bermasalah dan mengikuti daftar periksa. Daftar periksa tersebut biasanya mengharuskan mereka untuk mematikan mesin yang bermasalah, turun ke ketinggian yang sesuai dan mengalihkan ke bandara terdekat, atau kembali ke bandara keberangkatan jika baru saja lepas landas.
Bahkan ketika kerusakan mesin merusak sistem lain, awak pesawat dilatih untuk mengelola serangkaian peringatan seperti yang dilakukan oleh awak pesawat Qantas A380 penerbangan QF32 pada tahun 2010, yang kembali dengan selamat ke Singapura.
3. Masalah hidrolik dan kontrol penerbangan
Banyak kontrol penerbangan pesawat yang bergerak karena adanya beberapa sistem hidrolik atau elektrik. Jika salah satu sistem mengalami masalah, misalnya aileron sayap kiri yang digunakan untuk membelokan pesawat tidak mau bergerak, redundansi membuat pesawat tetap dapat terbang karena aileron sayap kanan masih dapat berfungsi.
Awak pesawat menggunakan daftar periksa khusus dan menyesuaikan kecepatan, jarak, dan konfigurasi pendaratan untuk memastikan kembali ke darat dengan selamat.
Dalam kondisi ini, penumpang akan merasakan penerbangan lebih lama karena awak kabin harus menyelesaikan masalah, atau bahkan kembali ke bandara keberangkatan, atau pendaratan yang lebih cepat dari biasanya.
Pada bulan Juli, penerbangan regional Qantas ke Melbourne melakukan pendaratan darurat di Mildura setelah mengalami masalah hidrolik.
Setelah sistem peringatan terdeteksi, pilot menjalankan daftar periksa, memutuskan konfigurasi pendaratan, meminta landasan pacu terpanjang yang sesuai, dan layanan darurat untuk berjaga-jaga.
Semua sumber daya ini tersedia karena pelajaran yang dipetik dari peristiwa ekstrem seperti hilangnya semua sistem hidrolik United 232 pada tahun 1989.
4. Drama roda pendaratan dan sistem rem
Pesawat memiliki roda pendaratan yang dapat ditarik yang tetap berada di dalam kompartemen selama penerbangan berlangsung. Roda itu keluar dari perut pesawat sebelum mendarat. Di dalam roda tersebut terdapat rem. Rem ini bertujuan untuk mengurangi kecepatan pesawat setelah mendarat, seperti pada mobil.
Dengan begitu banyak bagian yang bergerak jika roda pendaratan tidak memanjang atau memendek dengan benar, atau sistem pengereman kehilangan efektivitasnya, seperti hilangnya sistem hidrolik.
Penumpang akan mengalami pendaratan darurat, persiapan kabin untuk kemungkinan pendaratan paksa, atau instruksi bersiap menghadapi benturan dari awak kabin tepat sebelum pendaratan dapat terjadi.
Meskipun menakutkan, ini adalah tindakan pencegahan jika sesuatu tidak berjalan sesuai rencana. Awal tahun ini, penerbangan Qantas kembali ke Brisbane setelah mengalami masalah pada roda pendaratannya. Penumpang diminta untuk tetap menunduk dan pesawat tersebut berhasil mendarat dengan selamat.
Dalam kondisi ini, para pilot akan menggunakan daftar periksa yang panjang dan akhirnya menghubungi teknisi pemeliharaan untuk memecahkan masalah. Ada juga opsi untuk menurunkan roda pendaratan dan menggunakan rem.
Dalam kasus ekstrim, mereka mungkin diminta untuk mendarat di landasan pacu terpanjang yang tersedia jika terjadi masalah rem atau mendarat dengan posisi tengkurap jika roda pendaratan tidak dapat diturunkan.
Sebagian besar kegagalan dalam penerbangan memicu serangkaian pertahanan yang bertujuan untuk menjaga penerbangan tetap aman. Daftar periksa, pelatihan ekstensif, dan keahlian selama puluhan tahun didukung oleh beberapa redundansi dan desain yang kuat. Dan penerbangan ini biasanya berakhir mendarat dengan selamat, mekipun penumpang yang sedikit terguncang.
(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 4 Penyebab Kecelakaan Air India Boeing 787-8, Ini Kata Pakar Aviasi