Musabaqah Baca Kitab, Kemenag: Perluas Cakrawala Pesantren dan Peradaban

7 hours ago 1

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Kepala Kantor Kementerian Agama (Kakanwil Kemenag) Provinsi Sulawesi Selatan H Ali Yafid mengatakan pihaknya siap menyukseskan Musabaqah Qira’atil Kutub Internasional (MQKI) Ke-1 di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan.

"Kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk menyukseskan kegiatan bergengsi yang tidak hanya berskala nasional tetapi juga Internasional ini, karena Sulsel mendapat amanah sebagai tuan rumah," kata Kakanwil Kemenag Sulsel H Ali Yafid sesuai menerima amanah selaku tua rumah kegiatan internasional di Sulsel, Rabu.

Dia mengatakan pihaknya bersama jajarannya di antaranya Kepala Bidang Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD. Pontren) H Muhammad Yunus, Kakankemenag Kabupaten Wajo H.l Muhammad Subhan dan Sekretaris Daerah Pemkab Wajo sudah jauh-jauh hari mempersiapkan diri sebagai tuan rumah.

Menurut dia, kesiapan Kemenag Sulsel dalam mensukseskan kegiatan tersebut bersama panitia nasional dan pemerintah terkait, baik di Pemprov Sulsel maupun Pemkab Wajo telah melakukan berbagai langkah strategis dan praktis.

"Itu kami persiapkan mulai dari komunikasi dan koordinasi lintas sektor dan lembaga, sampai kepada hal hal teknis seperti persiapan lokasi kegiatan, penentuan Liaison Officer (LO) yang bakal membantu memfasilitasi setiap kontingen baik dari seluruh provinsi di Indonesia maupun dari berbagai negara.

Kementerian Agama RI bakal menggelar Musabaqah Qira’atil Kutub Internasional (MQKI) Ke-1 pada 1-7 Oktober 2025 di Pondok Pesantren As’adiyah, Sengkang, Kabupaten Wajo, Sulsel.

MQKI 2025 akan melibatkan santri dari berbagai negara, di antaranya Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Jepang, Myanmar, Jerman serta perwakilan komunitas Indonesia di luar negeri seperti dari Jakarta Global Network.

Adapun tema yang diusung adalah Dari Pesantren untuk Dunia: Merawat Lingkungan dan Menebar Perdamaian dengan Kitab Turats. Menteri Agama (Menag) RI Nasaruddin Umar telah membuka acara secara langsung dimulainya MQKI 2025 di Aula HM Rasjidi, Kemenag, Jalan MH Thamrin, Jakarta, pada Selasa (8/7).

Menag Nasaruddin menyatakan bahwa MQKI 2025 menyuarakan isu-isu global seperti krisis lingkungan dan konflik kemanusiaan. Selain itu, Ia menegaskan tentang pentingnya memperluas Maqashid syariah dengan menambahkan prinsip keenam, perlindungan lingkungan.

“Kitab kuning adalah tradisi hidup. Kita tidak sedang mempertahankan masa lalu, tapi memperluas cakrawala pesantren sebagai pelaku utama peradaban regional dan global,” katanya.

Ia menyinggung tokoh klasik seperti al-‘Izz ibn ‘Abdissalam yang pernah merumuskan maslahat syar’i melampaui urusan manusia, mencakup perlindungan terhadap alam.

“Pesantren harus menjadi pelopor ekoteologi Islam. Islam bukan hanya agama spiritual, tetapi juga etika ekologis,” ujarnya.

sumber : Antara

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |